Tom
Nichols, The Death of Expertise, Terj. Ruth Meigi P. Matinya Kepakaran. (Jakarta;
KPG (Kepustakaan Populer Gramedia, 2018)
-Jika kita hanya ngotot bahwa tidak
semua hal “hanyalah masalah pendapat”, dan bahwa beberapa hal memang benar dan
salah, yah…maka sepertinya kita hanya menjadi orang yang menyebalkan. (xv)
-Awal 90-an, Peter Duesberg (Dosen
University of California) menentang consensus dunia medis bahwa HIV adalah
penyebab AIDS. Pendapatnya tidak berdasar. Dipercayai oleh Thabo Mbeki (Presiden
Afrika Selatan), menurutnya AIDS disebabkan oleh kurang gizi, kesehatan buruk.
Sehingga menolak bantuan obat-obatan dan bantuan lainnya untuk memberantas HIV
di Af-Sel. Akibatnya, Pertengahan 2000-an, 300.000+ meninggal, dan sekitar
35.000 anak lahir positif HIV (Data Harvard School of Public Health). Dan
sampai saat ini Thabo Mbeki masih merasa tidak sepenuhnya salah. (1-2)
-2014, Wahington Post melakukan
jajak pendapat: Apakah Amerika harus intervensi militer ke Ukraina setelah invasi
Rusia ke sana pada 2014. Responden berpendapat dengan tajam dan menunjukkan
antusiasme terhadap intervensi militer di Ukraina. Ternyata, 1 dari 6 orang
Amerika dan tak sampai 1 dari empat lulusan universitas yang dapat menunjuk
letak Ukraina di peta dengan tepat. Padahal Ukraina salah satu Negara terluas
di Eropa. Yang menebak Ukraina berada di Amerika Latin/Australia yang paling
antusias mengenai penggunaan militer Amerika Serikat. (2-3)
-Antusiasme yang berbanding lurus
dengan tingkat kebodohan (3)
-Kesetaraan demokrasi politik,
membuat masyarakat menganggap pendapat ahli sama juga dengan pendapat awam. (6)
-Terlalu sederhana jika menyalahkan
internet, karena yang terjadi sekarang sama saja dengan yang terjadi pada
radio, televise, media cetak dll.(7)
-Di awal abad 20-an debat sains, filsafat,
dan kebijakan public umumnya dilakukan oleh sekelompok kecil pria
berpendidikan, menggunakan pena dan tinta. (8)
-Perjumpaan kelompok minoritas (pakar)
dan mayoritas (awam) setelah jarang berinteraksi selama 2 abad, tidak
menghasilkan penghormatan, melainkan merasa sama pintar. Kini masyarakat
menganggap secuil ilmu adalah akhir, bukan awal dari pendidikan. (8)
-Pada awal 1970-an, penulis fiksi ilmiah Robert Hinlein menulis bahwa manusia hampir dapat melakukan segala hal, dari mengganti popok sampai memimpin perang. Ini adalah kemampuan beradaptasi manusia, tetapi salah. Memang pernah ada masa dimana manusia bisa menebang pohon dan membangun rumahnya sendiri. Tapi itu, selain tidak efisien juga hanya menghasilkan perumahan yang sederhana. Kepercayaan kepada pakar dan konsentrasi pada spesialisasi masing-masing manghasilkan yang jauh lebih hebat dari kemampuan sendiri (17)
-Mungkin masalahnya bukan pada semua orang menjadi lebih bodoh atau tidak ingin mendengar pakar, Masalahnya adalah karena kita dapat mendengar mereka semua. (18)
-FACTOID: Pernyataan palsu yang dianggap sebagai fakta(18)
-Demokrasi membuat publik mempertanyakan semua yang mapan. Thukydides menggambarkan demokrasi Athena abad 5 SM sebagai kumpulan orang yang kecanduan inovasi. Waktu mereka habis hanya untuk membicarakan gagasan teranyar.(19)
-Alexis de Tocqueville, pengamat Perancis, pada tahun 1835 menulis bahwa orang amerika sebenarnya hanya tertarik pada pemahamannya masing-masing. Ketidakpercayaan pada pakar berakar dalam sifat demokrasi Amerika. Warga saling mengamati satu sama lain di posisi yang setara. Pemikiran sendiri adalah sumber kebenaran yang paling jelas dan dekat"(19-20)
-Pakar mengungkapkan bahwa kurangnya rasa hormat pada pakar ini terjadi sejak Sokrates dipaksa minum racun.(20)
-Jose Ortega y Gasset, The Revolt of The Masses/pemberontakan massa, filsuf spanyol pada 1930, mengkritik pemberontakan massa dan keangkuhan intelektual yang tak berdasar. menulis bahwa rata-rata pembaca tidak peduli dengan isi tulisan, ingin mempelajari sesuatu dari penulis. Melainkan untuk menghakimi penulis jika pendapatnya berbeda dengan yang ia pegang.(20)
-Richard Hofstadter, ilmuwan politik, 1963, kompleksitas kehidupan membuat rakyat menyadari bahwa dirinya memang tidak dapat mengatasi segala hal. Ini menimbulkan kemarahan/kebencian kepada pakar karena mereka menyadari bahwa dirinya berada di level di bawah mereka. (20) Pakar pernah diolok dengan lembut karena tidak dibutuhkan, sekarang dibenci karena dibutuhkan.(21)
-Tidak seorangpun yang menguasai begitu banyak informasi, kita melakukan yang terbaik, dan ketika mencari tahu sesuatu, kita berkonsultasi kepada sumber terbaik yang dapat kita temukan. (23)
-Sebagian pakar mengeluh bahwa awam tidak adil, mereka sendiri tidak dapat menguasai semua informasi, tapi menuntut pakar ketika melakukan kesalahn.(23)
-Masalhnya bukan pada ketidakpedualian pada pada ilmu mapan, melainkan memusuhinya.(23)
-Sebetulnya mudah menghadapi masalah ini, yaitu dengan menganggap mereka tidak berpendidikan. Namun kenyataannya, perlawanan kepada kepakaran ini dilakukan oleh mereka yang harusnya tahu lebih baik.(24)
-Contoh: orangtua yang menolak vaksin di Marin County, pinggiran San Fransisco adalah kebenyakan berpendidikan. Keputusan mereka lebih buruk daripada orang tua tak berpendidikan karena mereka ikut membahayakan anak lain.(24-25)
-Contoh, tren susu mentah. 2012, dilaporkan New Yorker, Koki Daniel Patterson adalah ahli dibidangnya, menganggap hal itu lebih sehat dan lebih enak. Ini dibantah oleh CDC (Centers for Disease Control, bahwa susu tak diolah berpotensi 150 kali menimbulan penyakit). Namun, ini tidak menggoyahkan mereka, mereka terus mengkonsumsinya bahkan untuk anak-anaknya.(25-26)
-Akar masalahnya adalah awam tidak paham bahwa kesalahan pakar tidak sama dengan kesalahan awam. Kenyataannya, pakar lebih sering benar daripada salah. Terutama pada hal-hal penting. Namun awam tetap mencari-cari kesalahan pakar, agar dapat mengabaikan nasihat pakar yang tidak mereka suka.(27)
-Pakar pernah salah: puluhan tahun lalu, dunia kedokteran memperkenalkan thalidomide, obat bius untuk perempuan hamil. Ketika efek negatifnya diketahui, cacat tubuh, foto anak-anak cacat menghantui publik. Nama obat ini menjadi istilah kegagalan pakar hingga hari ini. Orang yang selalu mengungkit ini memakan setiap obat untuk menyembuhkan satu obat. Padalah pakar sudah melakukan puluhan tes untuk itu. Mereka sulit memahami bahwa untuk setiap satu kesalahan ada banyak sekali keberhasilan yang memperpanjang kehidupan mereka.(28)
-Pada 2015, Stephen Pasceri, Akuntan dari Massachusetts menembak mati dokter yang merawat ibunya sebelum bunuh diri, Michael Davidon, pakar bedah jantung di RS terkenal Boston dan dosen kedokteran Harvard, karena menuduhnya telah mengabaikan obat tertentu, hingga ibunya wafat setelah operasi peraikan katup jantung. Ia meninggalkan flashdisk berisi "penelitiannya" tentang obat itu. Bukti konkret membunuh pakar.(28-29)
-Orang Amerika tidak lagi membedakan, "anda bodoh" dan "anda salah". Tidak setuju berarti tidak menghormati, mengoreksi berarti menghina. Yang menolak pemikiran orang lain berarti berpikiran sempit.(30)
-Bagaimanapun, sebenarnya skeptisisme dibutuhkan bukan hanya untuk sains, tapi juga untuk demokrasi yang sehat. Matinya kepakaran lebih seperti amukan bocah tingkat nasional yang dipadukan dengan desakan bahwa pendapat yang dipertahankan sama dengan fakta. Pakar seharusnya menjernihkan kebingungan ini atau setidaknya memandu(33)
-Pakar menurut kamus, orang yang memiliki pengetahuan yang komprehensif dan otoritatif, perintahnya merupakan informasi yang sepenuhnya benar dan dapat dipercaya. Bagaimana kita tahu ia dapat dipercaya. Penjelasan ini berputar-putar.(34)
-Dalam pengertian luas, Professional, intelektual, pakar, ahli adalah orang yang menguasai keahlian aau seperangkat pengetahuan tertentu, serta mempraktikkan keahlian atau pengetahuan itu sebagai pekerjaan utama mereka dalam hidup.(35)
-Ada juga pakarnya pakar. dokter baru lebih ototritatif dari awam, tapi dokter spesialis lebih pakar dari dokter umum.dsj. (35)
-Contoh: 2009. pesawat Amerika di New York dilumpuhkan sekawanan burung saat akan lepas landas. 2 pilot di dalam kokpit. kapten yang lebih berpengalaman menyebutnya pesawat saya hingga semua penumpang selamat setelah mendarat darurat di Sungai Hudson.(36)
-Klaim kepakaran menyinggung orang dalam demokrasi karena spesialisasi adalah eksklusif. Kita tidak hanya rela untuk tidak menjadi ahli di bidang lain, tapi juga mempercayakan bidang lain kepada pakarnya. Saat mesin pesawat terbakar, kita seharusnya mempercayakan kepada awaknya. (36)
-Dengan saling menghargai. bidang masing-masing, mempercayakan pada pakar masing-masing, masyarakat tidak akan terpecah-pecah, sehingga kita habis waktu untuk saling merasa paling tahu, saling mempertanyakan (36)
-Ciri-Syarat Pakar:
1) Ijazah/lisensi/sertifikat: jaminan awal, pengakuan dari institusi yang mengeluarkan, bahwa pemilik ijazah diakui kemampuannya oleh institusi. Pemilik ijazah membawa nama baik/mempertaruhkan institusi yang memberinya lisensi. Ini membantu kita memisahkan pehobi dan pakar. Dulu Abraham Lincoln hanya membaca UU dan menjadi pengacara hebat. sekarang harus tes.(37)
-tidak dapat dibantah bahwa ada alumni institusi terbaik yang tidak memiliki kualitas terbaik (38)
2) Bakat alami: Ini yang membedakan pakar terkenal dengan pakar lain dengan ijazah sama. Ernest Hemingway berkata: Ada dua syarat penulis hebat, kesungguhan dan bakat alami. Yang berbakat alami tidak hanya lebih tahu dari awam, tapi juga dapat menjelaskan dengan lebih baik, bahkan dapat menghasilkan pengetahuan baru dalam disipilin ilmu itu.(38)
3) Pengalaman,
-Mahasiswa hukum hebat, tapi kaku di hadapan hakim, nilai tinggi tes polisi, kaku di jalanan, Doktor terbaik tapi tidak menulis satu hal penting setelah selesai. Kemampuannya tidak akan pernah melewati batas alami kemampuan mereka sendiri (38-39)
-Pemain saham amatiran lebih akan menghasilkan jika bekerja di Burger King. Guru yang buruk akan dievaluasi, pengacara payah akan kehilangan klien, atlet tidak berbakat akan gagal mencapai liga tertinggi (39)
-"Apa yang belakangan ini anda lakukan" adalah pertanyaan untuk melihat pengalaman seseorang. (39)
-Pakar adalah mereka yang terus terlibat, meningkatkan keterampilan, belajar dari kesalahan, memiliki rekam jejak yang jelas. Sepanjang karirnya akan menjadi lebih mumpuni, atau minimal mempertahankan tingkat kemampuannya. Lalu ia tumbuh menjadi bijaksana seiring waktu.(39-40)
-Pengalaman meningkatkan keahlian. pakar penegak hukum senior punya intuisi "ada yang tidak beres", pilot senior lebih tenang hadapi krisis di kokpit, guru senior bisa kendalikan kelas yang sulit ditangani dan murid yang menantang. Komedian tidak takut diejek, bahkan menggunakan ejekan itu untuk melucu.(40)
-Marshal Shullman, pakar Soviet terkenal, Penasihat Gedung Putih di masa Jimmy Carter, guru Tom Nichols, bisa membaca kondisi kebijakan Kremlin melalui ribuan cerita karangan di koran-koran Soviet. (40-41)
4) Menerima evaluasi dan koreksi dari pakar lain. Kelompok profesional memiliki pengawas, pemberi akreditasi/sertifikasi. Untuk memasikan standar kepakaran. Hal ini perlu agar tidak ada penipu yang mengaku pakar dan merusak nama baik kepakaran di bidang itu.(41-42)
-Mekanisme seperti peer-review, sertifikasi, atau asosiasi profesional untuk melindungi kualitas dan meyakinkan masyarakat.(42)
-Pengukuhan profesional penting untuk membedakan pengrajin yang mengaku memiliki 20 tahun pengalaman, padahal memilik pengalaman setahun, yang diulang 20 kali.(42-43)
-Contoh: Ada dokter gigi yang payah di hari pertama, dan tidak bertambah baik di hari terakhir. Ada guru yang membuat tidur muridnya di hari pertama dan hari terakhirnya mengajar.(43)
-Meskipun bukan yang terbaik di bidangnya, setidaknya pakar itu: 1) lebih baik dari awam, Anda tidak butuh dekan kedokteran untuk mencabut gigi anda. 2) Pakar bisa salah, tapi perbedaan penting mereka dengan awam adalah mereka tahu resiko yang mungkin terjadi. Werner Heisenberg, fisikawan terkenal: "Pakar tahu beberapa kesalahan buruk yang mungkin terjadi dan tahu cara menghindarinya". Niels Bohr, fisikawan, :"Pakar adalah mereka yang sudah membuat kesalahan yang mungkin terjadi di bidanynya" (43-44)
-Mengetahui tidak sama dengan memahami, pemahaman tidak sama dengan analisis. Ada pakar yang otodidak, tapi sangat langka. Melakukan sesuatu dengan baik tidak sama dengan menjadi sumber terpercaya untuk saran dan pembelajaran. tidak semua penyanyi bisa jadi pelatih vokal(44)
-Budaya Amerika cenderung mendorong khayalan romantis bahwa awam jenius dan tekun bisa mengalahkan ilmuwan.(45)
-Pendidikan, pelatihan, praktik, pengalaman dan pengakuan pakar lain adalah gambaran kasar perbedaan awam dan pakar (46)
-Satu alasan mendasar permasalahan awam dan pakar adalah mereka sama-sama manusia. Pakar bisa salah, awam rentan mengabaikan batas kemampuan mereka sendiri. Otaknya sama2 bekerja bahwa kita mendengar yang ingin kita dengar dan menolak fakta yang tidak kita sukai.(47)
-Pada praktiknya, agar tidak dianggap bodoh, kita pura-pura lebih pintar dari yang sebenarnya. Lama-kelamaan kita betul2 percaya bahwa kita sepintar itu.(50)
-Efek Dunning-Kruger, oleh David Dunning dan Justin Kruger, peneliti psikologi dari Cornell University tahun 1999, : Semakin bodoh anda, semakin anda yakin bahwa anda tidak bodoh. Secara halus disebut "tidak kompeten". (52) "Unskilled and Unaware of It: How Difficulties in Recognizing One's Own Incompetence Lead to Inflated Self-Assessments", Journal of Personality and Social Psychology 77(6), Desember 1999, 1121-1122.
-Dunning: kita semua menilai diri kita lebih, tapi yang tidak kompeten melakukannya lebih banyak(53)
-METAKOGNISI: kemampuan untuk menyadari kesalahan, dengan mengambil jarak, melihat apa yang sedang anda lakukan, lalu menyadari bahwa anda salah melakukannya.(54)
-Dunning: orang yang di bidangnya, ditanyai istilah asli dan buatan, 90 % mengaku tahu sedikit tentang istilah fiktif itu. semakin responden merasa lebih berpengalaman dalam satu topik umum, mereka mengaku lebih mengenal terminologi tak bermakna yang dihubungkan dengannya dalam survei.(54-55)
-Semakin tidak kompeten seseorang, semakin ia tidak tahu bahwa ia salah/orang lain benar, semakin dia berusaha pura-pura, semakin ia tidak belajar apapun.(55)
-BIAS KONFIRMASI: kecenderungan hanya membenarkan yang kita percayai, hanya menerima fakta yang memperkuat penjelasan yang kita sukai dan menolak data yang bertentangan dengan kebenaran yang kita terima. Contoh: Orang kidal itu jahat, setiap melihat pembunuh kidal adalah bukti, dan pembunuh tak kadal adalah pengecualian (56)
-Film Rain Man (1988), Ray, anak jenius, ingat semua data kecelakaan penerbangan hingga membuatnya takut menaiki pesawat. Ia memiliki data bahwa setiap maskapai pernah kecelakaan. Akhirnya ia memilih naik mobil karena tidak punya kecelakaan mobil di kepalanya.(57)
-John Allen Paulos, ahli matematika: Innmueracy: mereka yang tidak berhitung probabilitas akan tetap saja ngeyel: Bagaimana jika saya ada di satu kasus sial itu.(58) Innumeracy: Mathematical Illiteracy and Its Consequences, 2001, h.9.
-SETIAP HASIL NEGATIF TETAPLAH SEBUAH PENCAPAIAN (62)
-CONTOH: Penelitian 2014 : Yang menolak pernikahan sejenis dapat berubah pikiran jika berbicara dengan homoseksual tentang isu tersebut. Mahasasiwa peneliti ini ternyata memalsukan data. Masalahnya, hasil penelitian ini didukung oleh seorang Dosen Columbia University dimana namanya dicantumkan sebagai penulis penelitian. Walaupun kemudian ia tarik artikel itu. Wartawan New Yorker, Maria Konnikova, mengungkap bahwa mahasiswa dan dosen itu INGIN hasil itu benar hingga membuatnya tidak memeriksa metodenya.(62)
-Inilah gunanya peer review, apalagi dengan double blind: penulis tidak tahu pemeriksa, pemeriksa tidak tahu penulis (63)
-Sayangnya, dalam kehidupan modern di luar universitas, argumen tidak mendapat ulasan eksternal. Fakta datang dan pergi, tidak bisa dibutikan benar salahnya. Bukti SAYA selalu menjadi peraturannya, dan bukti ANDA salah atau pengecualian. BUKTI terkadang diartikan dengan hal yang saya anggap benar, bukan yang teruji secara metodologis.(64)
-Awam merasa akal sehat sudah cukup, tidak butuh pembuktian saintifik. mereka tidak sadar bahwa pendapat matahari mengelilingi bumi adalah hasil akal sehat sederhana itu. Akal sehat sederhana dapat mengkhianati kita, membuat kita rentan kesalhan, besar atau kecil.(65)
-CONTOH BIAS KONFIRMASI: DONGENG, TAKHAYUL, TEORI KONPIRASI (65)
-Takhayul mudah dibantah dengan statistik, konspirasi harus dibangun dan dibantah oleh yang cerdas(66)
-Konspirasi melanggar Konsep Pisau Occam/ Ozzam's Razor/hukum parsimoni: sebaiknya kita mulai dari penjelasan sederhana, baru ke penjalasan rumit. Contoh: tiba-tiba terdengar orang mengumpat. Ketika ke sebelah, ada kotak kosong dan botol bir pecah di lantai, dan orang itu memegang satu kakinya dan melompat-lompat dengan wajah meringis. SEDERHANANYA, kotak jatuh, mengenai kakinya, ia mengumpat. Karena Kita pernah melihat orang kesakitan. RUMITNYA, bisa jadi ia aktivis penentang alkohol, hingga ia memecah botol, lalu mengumpat, atau ia adalah orang asing yang cara mengekspresikan kebahagiaan dengan cara tersebut. Atau ia pecandu, ia kehabisan alkohol lalu mengumpat karena kotaknya jatuh.(67-68)
-Teori konspirasi ada bahkan sejak 1970-an, Robert Ludlum, penulis novel, membuat Jason Bourne.
-The Manchurian Candidate, 1960-an (69)
-KENAPA PERCAYA KONSPIRASI?
-Memuaskan hasrat heroik kita, ada individu yang melawan kekuatan besar yang mengalahkan manusia biasa.(69)
-Teori Konspirasi amat menarik bagi orang yang sulit memahami dunia yang rumit dan tidak sabar dengan penjelasan yang tidak dramatis. Ia menarik bagi dorongan narsisme kuat, mereka pilih percaya pada omong kosong rumit daripada menerima bahwa ia tidak tahu.(69-70)
-Konspirasi memberi makna dan konteks pada kejadian2. Ketika tidak ada penjelasan yang masuk akal, maka dibayangkanlah bahwa semua masalah dunia adalah akibat orang-orang berkuasa yang seharusnya bisa mencegahnya (70)
-Jonathan Key, penulis Kanada, konspirasi menarik bagi masyarakat yang mengalami trauma bersama. Konspirasi sangat populer setelah PD I, Tragedi 9/11. Hampir 30 % orang Amerika percaya bahwa elite rahasia dengan agnda global berkonspirasi menguasai dunia. 15 % menganngap pemerintah menambahkan teknologi rahasia "alat pengontrol pikiran " pada iklan televisi.(71) Jonathan Key,"Has Internet-Fueled Conspiracy Mongering Crested?" di Mark Baureline dan Adam Bellow, ed. The State of The American Mind (West Conshohocken, PA: templeton, 2015), 138-139
-Menghindari Bias Konfirmasi adalah sulit. Menghadapi konspirasi adalah mustahil. Perdebatannya akan sia-sia, jika pakar mendebatnya, pakar itu adlah bagian dari konspirasi.(72)
-GENERALISASI adalah pernyataan mengenai kemungkinan berdasar fakta yang diamati. Ia dapat diukur dan diverifikasi. Contoh, orang Tiongkok lebih pendek dari Amerika, ini generalisasi karena dapat dibuktikan meskipun ada perkecualian. Ia adalah aturan umum, meski tidak mutlak(74)
-STEREOTIPE adalah kesimpulan yang kebal terhadap uji fakta, prasangka, menghakimi sejak awal (75)
-Masalahnya jika generalisasi negatif. Contoh: Orang Rusia lebih korup dari orang Norwegia. Defenisi korup bisa berbeda, karena di budaya lain korup adalah saling bantu. Ada perbedaan antara "pejabat rusia lebih cenderung melanggar peraturan" dengan "pejabat Rusia lebih korup"(76)
-Pembicaraan antara pakar dan awam menjadi sulit karena emosi ikut. OKI ciri penting pakar adalah kontrol emosi.(76-77)
-Bias Kesetaraan, 2014: orang berusaha menimbang semua pendapat secara adil walau tahu bahwa ada orang yang tidak kompeten. Yang kurang kompeten akan memperjuangkan pendapatnya, yang kompeten membiarkan pendapat itu walau jelas-jelas salah(77-78) Ali Mahmoodi et al., "Equality Bias Impairs Collective Decision Making Across Cultures, melanjutkan The National Academy of Science, 24 Maret 2015
-Setiap pihak tidak ingin merusak hubungan, yang tidak kompeten ingin dihormati, yang kompeten tidak ingin mengasingkan siapapun.(78)
-Kegelisahan sosial membuat yang cerdas dan bodoh. kita semua ingin disukai.(79)
-Chris Mooney, penulis Sains Washington Post: Dinamika ini membuat lancar hubungan sosial, tapi akan merugikan jika yang dipertaruhkan adalah fakta(78) The Science of Protecting People's Feelings: Why We Pretend All Opinions Are Equal. Washington Post, 10 Maret 2015.
-Hanya sedikit dari kita yang mau mengaku tersesat dalam pembicaraan. Orang2 membaca sekilas artikel dan membagikannya di medsos tetapi tidak benar-benar membacanya (79)
-Faking Cultural Literacy, pura2 mendalami, padahal hanya tahu sedikit hany agar bisa buat postingan, ikut pembicaraan. padahal ini adalah model baru ketidaktahuan. Karl Taro Greenfield, "Faking Cultural Literacy" New York Times, 24 Mei 2014. (79)
-Apa yang kita yakini itu penting bagi bagaimana kita memandang diri kita sendiri sebagai manusia. (80)
-Orang menyimpulkan dari pengalaman (81)
-Tidak ada jawaban yang memuaskan semua orang, awam ingin yang pasti, pakar tidak bisa memberi kepastian, jawaban tidak hanya satu, tergantung kondisinya (82)
-Jonathan Haidt, Psikolog Sosial: jika fakta bertentangan dengan nilai yang dianut, hampir semua orang dapat menemukan cara untuk bertahan dengan nilai-niai tersebut, dan menolak bukti yang ada. (82-83) Dikutip dalam Chris Mooney, "Liberals Deny Science, Too", Washington Post, 28 Oktober 2014.
-Bahkan penelitian tahun 2015 bahwa kalangan Liberal sekalipun akan mengabaikan teori sains yang bertentangan dengan pandangan mereka. Bahkan, mereka akan meragukan sains itu, bukan diri mereka sendiri. (83) Siaran Pers Ohio State University, "Both Liberals, Conservatives Can Have Science Bias", 9 Februari 2015
-Sebelum perang Dunia II, Gelar universitas adalah pembeda antara pakar dan orang yang "sekedar tahu" (85)
-College Boy: julukan anak kuliah, pendidikan tidak menggantikan kedewasaan dan kebijaksanaan.(86)
-Pengetahuan dasar dan keahlian yang dapat membentuk kepakaran mahasiswa: berpikir kritis, menguji informasi baru, adau gagasan secara objektif, logis dan tanpa prasangka emosional atau pribadi.(86)
-Pendidikan tinggi saat ini hanya seperti pindah ruang dan gedung setelah SMA (86)
-Kini kampus memperlakukan mahasiswa sebagai klien, bukan murid. mereka dimanjakan dengan materi, tidak ada disiplin diri. Ini menghancurkan nilai gelar sarjana dan mengecewakan orang yang percaya pada makna perguruan tinggi(87)
-Perguruan Tinggi seharusnya menghasilkan: lulusan dengan latar belakang memadai, terus belajar sepanjang hidup, memahami peran sebagai warga negara yang berdaya. PT kini hanya taktik untuk menunda datangnya masa dewasa yang keras, bukan menuju kematangan berpendidikan(87)
-SEBAGIAN BESAR penyebab masalah itu adalah jumlah mahasiswa yang terlalu banyak, padahal tidak layak berada di PT.(88-89)
-Budaya baru pendidikan di AS adalah semua orang sebaiknya, dan harus ke PT. Perubahan ini penting dalam mematikan kepakaran.(89)
-PT hanya menjadi tempat berjualan ijazah pelatihan, bukan menunjukkan pendidikan. Bahkan gelar hanya bukti kehadiran. Paling parah, hanya bukti uang kuliah yang lunas (89)
#LULUSAN SEHARUSNYA BISA MENJADI SUBJEK KEHIDUPAN, BUKAN OBJEK KEHIDUPAN YANG SUKA MENGELUH#
-Anak muda berbakat masuk ke PT tanpa tahu caranya lulus (89)
-Dosen sudah terlalu banyak, Universitas2 terbaik menghasilkan doktor lebih cepat dari kecepatan lapangan kerja menyerap akademisi. PT di bawah standar menawarkan program doktor dengan kualitas rendah. Hingga mereka sendiri tidak mau menerima doktor keluarannya. Hasilnya, Banyak doktor menganggur, menulis disertasi biasa-biasa saja pada subjek yang sedikit orang memahaminya, mencari lowongan kerja untuk mengisi perut. Bahkan istilah profesor berubah makna karena terlaslu sering digunakan, mulai kepala departement hingga dosen paruh waktu di kampus lokal.
-Kampus juga demikian, PT kecil ingin jadi universitas, Banyaknya kampus abal2 ini karena permintaan gelar yang tidak terpenuhi dalam budaya "semua harus masuk PT" ini menghasilkan inflasi gelar (90-91)
-Ini sama dengan pemerintah menciptakan inflasi keuangan, dengan membuat terlalu banyak kertas. Dulu ijazah SMA menjadi syarat masuk kerja, sekarang Sarjana setara SMA, Pascasarjana setara sarjana. Mahasiswa berlari dalam roda hamster pendidikan, tanpa pembelajaran.(91)
-Senator Barnie Sanders, kandidat Presiden Demokrat, pada 2016: gelar sarjana hari ini setara dengan SMA 50 tahun lalu, dan OKI semua harus ke PT sama dengan semua harus ke SMA.
-Nyatanya, memperlakukan PT seperti SMA yang berulang adalah awal kondisi sekarang.
-Masalah yang lebih besar adalah karena mahasiswa, dosen, dan PT sudah terlalu banyak, kehadiran di PT tidak lagi menjamin seseorang tahu apa yang ia bicarakan (91)
-PT seharusnya pengalaman yang tidak menyenangkan. Mereka harus meninggalkan cara menghafal masa kecil, menerima kegelisahan, tantangan kompleks yang mengantar pada pengetahun yang dalam selamanya, (92)
-Orang berpendidikan tidak hanya kuasai bidang tertentu, melainkan juga pemahaman sejarah dan budayanya sendiri.(92)
-PT saat ini melayani remaja, bukan membantu mereka meninggalkan masa remaja. Bukan membebaskan dari solipsisme, malah memperkuatnya.
-Mahasiswa meninggalkan kampus tanpa merasa telah bertemu dengan orang yang lebih cerdas dari mereka.
-Menerima gelar hanya sebagai tanda bahwa mereka telah menghabiskan waktu di sekeliling orang menarik, yang pelayanannya telah mereka bayar.(92-93)
-Mahasiswa berada dalam kombinasi berbahaya: perasaan kurang dan keangkuhan/karena sering dipuji (93)
-Ben Casselemen, penulis, 2006: sebagian besar pendaftar tidak perlu menulis, esai, resume atau segala bentuk promosinya pada kampus. 3/4 lebih siswa lanjut PT yang menerima lebih 50% pendaftar. Hanya 4 % yang menerima 25 %. dan kurang 1% kampus yang menerima kurang 10% pendaftar. Shut Up About Harvard, FiveThirtyEight.com, 30 Maret 2016.
-Banyak mahasiswa yang tidak memiliki kualitas dan butuh perbaikan sebelum ke PT (93)
94
KAMPUS MENURUNKAN STANDAR DEMI CARI UANG
-James Piereson (Manhattan Institute) 2016: PT swasta -khususnya yang tidak bergengsi- sudah mulai putus asa dalam mendapatkan mahasiswa, sehingga bersedia menerima yang paling tidak berkualitas demi uang. James Piereson dan Naomi Schaefer Riley, "Remedial Finance: The Outsized cost of Playing Academic Catch -Up" Weekly Standard, daring, 9 Mei 2016.
BUDAYA MEMANJAKAN ANAK
-Robert, 1995: Amerika memiliki budaya melindungi anak agar tak merasa bodoh. Culture of Complaint (New York: Time Warner, 1993), 68.
-SLOGAN Pendidikan Umum: 1) Siswa tidak diizinkan gagal, 2) Jika siswa dapat D atau F, maka ada yang tidak dilakukan gurunya. Valent Strauss, Guru SMA di Maryland, "I Would Love to Teach, But...Washington Post, 31 Desember 2013
95
Mahasiswa sekarang mungkin tidak lebih bodoh dari 30 tahun lalu, tapi mereka merasa berhak (sense of entitlement) dan PD yang tak berdasar telah berkembang pesat. Seorang mahasiswa saya mengatakan bahwa jika ia tidak mendapat A, maka itu bukti arahan buruk saya.Ada juga yang hampir tak lulus, meminta, bahkan ada yang menuntut rekomendasi untuk Pascasarjana.
POLA ASUH HELIKOPTER/Helicopter Parenting: Orangtua yang over protektif, bahkan pindah kota agar dekat dengan anaknya yang kuliah. Bahkan polsa asuh pesawat jet tempur jarak dekat. Emma Brown,"Former Standford Dean Explains Why Helicopter Parenting is Ruining a Generation of Children". Washington Post, 16 Oktober 2015.
97
Seharusnya, Anak Remaja terlebih dahulu memikirkan alasan kenapa ke PT, menemukan PT yang cocok dengan kemampuan mereka, mendaftar hanya ke kampus itu, lalu pergi ke kampus yang menerimanya. Bukannya mengunjungi semua kampus dengan melihat hal-hal selain kualitas pendidikannya
98
Kampus banyak yang mencari keuntungan dengan menjadi pabrik pembuat utang. mereka menawarkan pengalaman dengan kegiatan mahasiswa daripada pendidikan itu sendiri. Ini bagaikan RS mengajak pasien jantung untuk operasi di tempatnya KARENA menu makanannya enak.
Megan McArdle, kolumnis Bloomberg: kini keputusan pindah dari ortu ke anak, hingga yang lebih cemas dengan pengalaman kampus adalah anak. Megan McArdle, "Sheltered Students Go to College, Avoid Education" BloombergView.com, 13 Agustus 2015
Seperti kecemasan hidup dengan orang asing. Padahal dulu, hal ini adalah proses pendewasaan. Sekarang, mereka diperkenalkan lewat medsos.(98)
99
Seorang Dosen di kampus bergengsi pernah berkata" Kadang saya merasa tidak seperti guru, dan lebih seperti penjaga butik mahal."
100
Anak yang dibebaskan memilih sendiri kampusnya, seenaknya memprotes Dosen, membangkitkan PD yang merusak kemampuan belajar, pencapaian semu, PD berlebihan tentang pengetahuan mereka, dan itu bertahan hingga dewasa
101
Diterima di PT bukanlah akhir, melainkan awal
Menghargai pendapat orang tidak berarti menghormati pengetahuannya sebagai sesuatu yang setara. Seperti yang terjadi pada Prof. Jastrow, ahli astrofisika di Dartmouth, yang didebat mahasiswa sarjananya dan mahasiswa itu berkata "Apapun itu, tebakan anda sama bagusnya dengan saya" yang kemudian dibantah oleh Prof, bahwa pendapatnya lah yang jauh lebih baik.(100)
2013, Seorang perempuan muda yang sedang menjaga anaknya membuat twit mohon bantuan netizen:"Saya tidak menemukan sifat kimia dan fisik gas "sarin", tolong bantu saya." Ini dijawab oleh Dan Kaszeta, pakar Sarin, Direktur Perusahaan Konsultan Kemanan di London dan ahli terkenal di bidang senjata kimia, mengoreksinya "Sarin bukanlah gas, dan kata itu harus ditulis dengan diawali kapital" Ini malah dijawab dengan sumpah serapah "Itu memang gas, dasar bodoh, sarin adalah cairan dan dapat menguap." Pakar itu menimpali"Google nama saya, saya pakar Sarin, Maaf saya menawarkan bantuan" (101-102)
102
Para pengajar banyak mengeluh soal tingkah mahasiswa di kelas dan medsos yang menganggap koreksi sebagai hinaan,
103
Surel, seperti medsos, membuat banyak orang seakan setara sehingga berkomunikasi dengan dosen seakan berbicara dengan customer service. Dosen mungkin mengharap penghormatan, tapi keahlain mereka hanya pelayanan yang dibeli mahasiswa. Jonathan D. Glater, "To: Professor@University.edu Subject: Why It's All ABout Me", New York Times, 22/2/2006
104
Bahkan Kathleen E. Jenkins, dosen sosiologi di PT William and Mary di Virginia, pernah dimintai lewta email salinan bahan ajar oleh mahasiswa yang tidak hadir. Jonathan D. Glater, "To: Professor@University.edu Subject: Why It's All ABout Me", New York Times, 22/2/2006
Salah satu kesalahan adalah dosen yang berkata "Saya belajar dari murid saya sebanyak mereka belajar dari saya" ini bukan guru yang baik.
105
Semua harus diubah dengan mulai pada gagasan pelayanan pelanggan
Pastor James Schall, Georgetown University di hari pertama mengajar mahasiswa filsafat politik, akan memberi esainya "What Student Owes His Teacher"/Utang Murid pada Gurunya yang isinya pada intinya: mahasiswa harus kerja lebih keras, sudat pandang yang tepat tentang bakatnya masing-masing dan percaya pada gurunya. INI sulit diterapkan karena resiko menjengkelkan mahasiswa, pelanggan selalu benar. (105-106)
109
Jurusan standar: tidak tahu apa yang harus dilakukan
Kelas mudah: kelas untuk bereksperimen dengan satu bidang, memilih yang menyenangkan dan mendapat pujian karena belajar sesuatu. Masalahnya ini menjalar ke jurusan2 lain hingga menjadi umum.
110
Mahasiswa terlalu sering membuang uang dan mendapatkan ilusi tentang pendidikan, dengan masuk ke dalam kelas atau jurusan yang seharusnya tidak ada atau yang pesertanya seharusnya dibatasi menjadi sejumlah kecil mahasiswa yang betul-betul mau belajar.
111-112
Masalah yang ditimbulkan dari banyaknya kampus abal2 dengan jurusan yang sama dengan kampus bergengsi adalah ia menyesatkan mahasiswanya dan kemarahan akibat kesenjangan kualitas. Seorang yang sudah payah masuk ke kampus terbaik, belajar siang malam, tidak akan suka disamakan dengan rekan sesama jurusan dari kampus antah berantah.
112
Ini bisa dituduh sombong, tapi kita butuh membedakan yang mana pakar dan yang mana pengetahuan relatif
Inflasi nilai dan kampus menyesatkan mahasiswa dengan kemampuannya sendiri
113
Mc Ardle, Bloomberg: Anda melihat bagaimana fasilitas mewah yang ditawarkan kampus untuk memikat mahasiswa. Namun, Para dosen belakangan tercengang melihat kelakuan mahasiswa yang tidak malu meminta nilai di atas etos kerjanya. Seharusnya dapat dimengerti bahwa itulah yang diharapkan konsumen. Gelar bukan pendidikan.
Catherine Rampell: mahasiswa yang membayar lebih mahal, berharap fasilitas lebih, dan nilai yang lebih baik. "The Rise of teh Gentlemen's A and the GPA Arms race", Wshington Post, 28/3/2016
Tuntutan mahasiswa kini lebih sedikit dari puluhan tahun lalu: PR sedikit, sistem trimester dan kuartalan yang lebih pendek, inovasi teknologi membuat kuliah lebih mudah dan kurang menuntut. Ketika PT adalah bisnis, anda tidak boleh mengecewakan pelanggan.
114
Mahasiswa nilai A hari ini tidak sama artinya dengan A pada 1960 atau bahkan 1980
Penelitian pada 200 PT hingga tahun 2009: Nilai adalah yang paling sering diberi. Ada peningkatan hampir 30% dibanding 1960, dan meningkat 10% dibanding 1988. Data 2016 gradeinfaltion.com
115
Pendeknya, kini semua anak berada di atas rat-rata. 2002: nilai yang paling sering diberi di Harvard adalah A. di Yale, lebih 60%, Ini mungkin terjadi di kelas tertentu. Tapi tidak dalam distribusi normal bahkan di antara mahasiswa terpandai.
Masalahnya, tidak ada yang mau bersikap dengan inflasi nilai ini. Guru tidak mau jika mahasiswanya terlihat tidak mampu dibanding dari institut lain.
Rampell: Nilai standar bukan lagi C hadiah, melainkan A hadiah, yang bermakna telah menyelesaikan kelas, bukan keunggulam mereka.
2004, Princeton membatasi nilai A. Namun ditarik kembali.
Di Wellesley, Dep. Humaniora membatasi nilai rata2 B+, akibatnya semua kelas kehilangan 1/5 pendaftar, departemen yang terlibat kehilangan 1/3 mata kuliah mereka.
Mahasiwa terlindungi dengan keyakinan semu kemampuan mereka
Kampus didorong oleh pasar agar jadi menyenangkan dan menarik bagi pemberi kerja, dan membantu guru dari murka mahasiswa. Sisi lain, tidak adanya harga diri dalam pendidikan.
116
Penyebab lain dari matinya kepakaran adalah evaluasi dari mahasiswa:
Sejak 1960-an, sejak gerakan relevansi dan keterlibatan mahasiswa
Tidak masalah selama terbatas
117
saat ini lepas kendali, mahasiswa menilai pakar seperti menilai film atau sepatu
harus dianalisis dengan baik. Contoh: penilaian "gurunya membosankan" bisa bermakna karena menyruh pemalas membaca buku yang ditugaskan, bisa juga bermakna guru itu menghibur saja
Apalagi jika komentar tidak relevan: tempat duduk tak nyaman, waktu kelas,
baju guru tak rapi, gurunya pendek, perlu diet, hingga mendoakan agar ke jalan yang benar (118)
Mengevaluasi guru melatih awam menilai pakar (117)
118
Guru yang lemah akan mencoba menghibur, berusaha disukai agar mahasiswa beri evaluasi bagus, agar kelasnya/kontrak dosennya bertahan. Jika PT bertujuan agar klien/mahasiswa bahagia, maka ini akan menjadi lingkaran setan inflasi nilai.
Keterlibatan dan debat adalah kehidupan kampus, dosen pun tidak kebal kritik, baik gagasan maupun kemampuan mengajar. Namun, model industri pendidikan merendahkan PT menjadi sekedar transaksi komersial, tempat mahasiswa menjadi konsumen pemilih, bukan pemikir kritis. Ini membuat kepakaran goyah, dan perlawanan terhadap ilmu menguat.
120
pemikiran kritis bukan kritik tanpa henti
121
Aktivisme mahasiswa sekarang mundur setengah abad yang lalu: intoleran, dogmatis, mengandung ancaman dan kekerasan. Tuntutannya remeh. Generasi Baby Boomers mungkin mengklaim bahwa mereka merusak kampus demi perdamaian 1967. Ini bisa dapahami karena mereka memang disiapkan untuk diikirim ke Vietnam. Kelompok minoritas merasa tidak ada jalan selain protes, meskipun pada dasarnya tidak ada alasan yang dapat membenarkan kekerasan terjadi.
Mahasiswa sekarang membesar2kan masalah kecil, termakan hoaks atau prank, sama sekali tidak setara dengan perjuangan hak sipil, atau gerakan anti perang. Di sini mereka belajar bahwa emosi mengalahkan nalar dan subtansi.
124
Jika hanya persoalan kostum Halloween membuat mahasiswa bolos, maka mereka butuh bantuan kesehatan mental dari profesional atau mereka telah dicekoki dengan ideologi yang mengajarkan standar sendiri mengenai apa yang membuat menderita.
122
2015 di Yale, istri kepala asrama mengatur kostum Halloween, mahasiswa marah dan meneriaki dosen: "tugas anda adalah menciptakan rumah yang nyaman bagi mahasiswa..anda mengerti?"
Yale malah meminta maaf pada mahasiswa yang marah. Kepala asrama mundur, istrinya berhenti mengajar di PT.
Saat itu dosen belajar bahwa kampus bukanlah tempat penjelajahan intelektual, ia adalah rumah mewah yang disewa selama 4 tahun, 9 bulan setiap tahun, oleh anak2 yang boleh berteriak pada dosennya. seolah2 memarahi pelayan yang ceroboh di rumah kolonial.(122-123)
125-126
saya harap mahasiswa bisa berpandangan logis dan tenang, saya menilai berdasarkan kualitas tulisan, bukan pilihan politik. menuntu mereka menghormati gagasan orang lain tanpa emosi dan serangan pribadi. Namun saat keluar kelas, saya tidak bisa membatasi mereka. jika hal itu tetap terjadi. maka tidak ada lagi yang dapat menyembuhkan mereka. mereka akan keluar sebagai warga negara dengan perilaku demikian.
124-125
Glenn Reynolds, kolumnis liberal, dosen hukum University of Tennesse: Usia pemilih harus dinaikkan ke 25, voters harus yang dewasa, tidak pantas PT diatur oleh anak-anak manja. Yang tidak bisa berdiskusi rasional soal kostum Halloween tidak pantas menjalankan negara besar."After Yale, Mizzou, raise the voting age-to 25", USA today, 16/11/2015
127
Dulu daya penyelam kata2, sekarang saya meluncur di atas permukaannya seperti pengendari jet ski (Nicholas Carr)
Internet bukan hanya membuat lebih pintar, tapi juga lebih bodoh, magnet bagi yang penasaran, juga jebakan bagi yang lugu. Anda punya gelar? Saya sudah mencarinya di Google (Frank Buni)
Jangan percaya semua yang di internet, terutama kutipan orang terkenal (Abraham Lincoln-mungkin)
129
Internet memungkinkan kita berpura2 memiliki prstasi intelektual dan mengalami ilusi memiliki kepakaran, lantaran adanya sumber fakta tanpa batas di tangan
tembakan terus menerus yang menyerang pakar dan awam menghancurkan usaha diskusi yang masuk akal
Hukum Pommer: Internet membuat yang tidak memiliki pendapat menjadi berpendapat salah.
130
Hukum Sturgeon, nama penulis fiksi ilmiah legendaris Theodore Sturgeon, : 90% dari semua hal adalah sampah
1994: <3000 p="" web="">2014: > 1 Miliar web
(Adrienne La France, "Raiders of The Lost Internet", Atlantic, 14 Oktober 2015)
Ada sekitar 100 juta web bagus di dalam terpaan badai informasi tak berguna, ia dipisahkan hanya dengan beberapa klik saja
131
Internet adalah wadah, bukan wasit
132
Internet adalah anugrah luar biasa HANYA bagi yang sudah terlatih meriset atau tahu apa yang mereka cari
133
Internet tidak cukum membantu awam yang tidak diajar cara menilai sumber informasi atau reputasi seornag penulis
Internet beda dengan perpustakaan, di dalamnya ada semua, yang terbaik sampai yang terburuk. Ia lingkungan tanpa aturan, tidak dikendalikan oleh pakar, pustakawan kalau di perpustakaan, ia digerakkan pemasaran, politik, keputusan awam.
Internet sama dengan kehidupan nyata, uang dan popularitas sangatlah penting
Melakukan pencarian di internet tidak sama dengan penelitian yang sulit dan membosankan bagi yang dibesarkan dengan rangsangan elektronik yang terus menerus
134
Internet mengubah cara kita membaca, berpikir menjadi lebih buruk: cepat, pendek, dan menyenangkan mata
Yang menyakiti anda bukanlah yang tidak anda ketahui, namun yang anda pikir anda tahu padahal salah
Internet membuat kita lebih kejam, sumbu pendek, tidak bisa berdiskusi yang berfaedah.
Internet membuat banyak orang sling bicara, tidak punya waktu merenung dan mencerna informasi,
Ia adalah arena bereaksi tanpa berpikir, hanya fokus bela diri, bukan terima informasi baru atau mengakui kesalhan, apalagi jika ditunjukkan oleh pakar
135-136
Orang pakai internet bukan untuk koreksi, tapi untuk mendapat pengakuan yang meongkonfirmasi ketidaktahuannya
136
Tidak ada orang yang miliki waktu dan kemampuan kognitif untuk memikirkan perbedaandan ketidakcocokan fakta di internet. Tidak ada gunyanya membantah mereka (Caitlin Dewey, "What was fake on the internet this week: Why do we even bother, honestly?" Washington Post, 30/10/2015)
2 bulan setelah kaimat itu ia menyerah pada internet, berhenti menulis kolom mingguan "apa yang palsu di internet". Tidak ada cara mengimbangi kegilaan ini, terutama ketika pembuat hoax tau cara mendapat uang dari menyebarkan mitos. Internet menang
137
Damian Thompson, penulis Inggris: kelompok-kelomok minoritas ekstrem justri saling enukar teori konspirasi. mereka toleran dengan sesamanya(Damian Thompson, counterknowledge, New York: W.W. Norton, 2008, 11)
Parahnya, info salah tersimpan lama di internet, tidak seperti koran kemairn
138
Contoh: 2015, Allen West, pengamat konservatif, membuat hoax bahwa Obama memaksa tentara untuk shalat saat Ramadhan. Foto viral tentara amerika sujud. Padahal foto ini adalah foto lama tentara yang memang muslim. Setelah viral dan digugat, West tidak menariknya, dan memang tidak ada gunanya karena sudah tersalin di situs2 lain.
Orang yang tidak punya waktu dan kemampuan mengecek juga akan menemukan pengulangannya, tanpa tahu bahwa itu bohong.
TAMPILAN
Selain tanpa editor, web juga menyesatkan dengan tampilan
139
Para pakar yang bekerja keras mengedepankan logika dan fakta akan selalu kalah dengan konten 16 juta warna.
139-140
SELEBRITAS
Masalah lain adalah ketika selebritas mengambil alih posisi pakar.
Contoh, Gwyneth Paltrow, aktris yang memiliki majalah gaya hidup GOOP.com, merekomendasikan ratus vagina, membersihkan rahim dengan semprotan uap. Ini dibantah oleh seorang pakar ginekolog, Jen Gunter, melalui webnya yang jelas kalah populer. Uap tidak akan masuk dalam rahim. (Michael Miller, "Gwyneth Paltrow's No Vagina Expert, Doctors Say" People, 29/1/2015. Blog Dr.Gunter's, drjengunter.wordpress.com)3000>
<3000 p="" web="">
3000> <3000 p="" web="">1413000>
<3000 p="" web="">Selebritas yang menyalahgunakan statusnya bukan hal baru, namun internet memperkuat dampaknya3000>
<3000 p="" web="">
3000> <3000 p="" web="">141-1423000>
<3000 p="" web="">2015, Frank Bruni, kolumnis New York Times ditelepon Robert F. Kennedy Jr. ia ingin bertemu dann bersikeras mengoreksi Frank Bruni soal vaksin. Padahal ia berpihak pada Asosiasi Medis Amerika, Akademi Pediatri Amerika, Insitutusi Kesehatan Nasional, dan Pusat Kendali dan Pencegahan Penyakit. Tapi ia tetap lebih tahu.(Frank Bruni "California, Camelot and Vaccines", New York Times, 4/7/2015)3000>
<3000 p="" web="">
3000> <3000 p="" web="">1423000>
<3000 p="" web="">Kennedy terlebih dulu memutuskan apa yang mereka percaya lalu mencari sumber di internet untuk mendukung kepercayaannya. Mereka menamai ini penelitian. Bias konfirmasi adalah sebabnya3000>
<3000 p="" web="">
3000> <3000 p="" web="">142-1433000>
<3000 p="" web="">KETIKA GOOGLE BENAR, PAKAR SALAH, 1 : 1 Juta kasus3000>
2015, Seorang remaja Inggris mengaku mengidap kanker aneh dengan belajar mendiagnosis dari google. Ini satu kemungkinan yang diabaikan oleh Dokter. Akhirnya, pasien itu benar, dokter salah, pasien itu pun meninggal. Ini viral dan memperkuat orang untuk menjadi dokter diri mereka sendiri dan memperkuat sinisme pada pengetahuan mapan. Lalu meyakini bahwa solusi itu hanya sejauh beberapa klik
143
Dulu buku adalah secuil pembeda di tengah maraknya kesalahan informasi. Percaya pada buku karena: butuh waktu untuk diproduksi, ada perusahaan yang investasi menerbitkannya, diedit dan diteliti oleh editor, menjalani pemeriksaan fakta, ada tinjuan sejawat. Namun sekarang ada pula penerbit mandiri yang tidak melalui proses panjang itu. INTERNET sama dengan ratusan penerbit mandiri itu
144
INternet membuat lebih bodoh karena membuat tenggelam di dalam banyak data yang tidak mereka pahami, hingga tidak lagi dapat membedakan yang sekilas kita lihat dan yang benar2 kita ketahui. yang mereka anggap telah belajar sesuatu.
Sekelompok psikolog Yale: orang yang cari info di web merasa lebih banyak daripada yang benar2 mereka ketahui, bahkan mengenai topik yang tidak berhubungan dengan yang mereka cari. Ini seperti model elktronik efek DUnning-Kruger: Semakin tidak kompeten, semakin tidak sadar bahwa mereka tidak belajar sesuatu.(Matthew Fisher et al., "searching for Explanation: How the internet Inflates Estimates of Internal Knowledge" Journal of Experimental Prychology 144 /3, juni 2015, 674-687)
144-145
Ini seperti orang yang merasa dirinya perenang hebat hanya karena sudah basah melewati hujan lebat
145
Yale: mereka salah mengartikan informasi dari luar sebagai pengetahuan internal, kita tidak dapat mengingat sebagian besar informasi saat kita berpindah-pindah melewati lusinan klik
Tidak mungkin mencerahkan orang yang sudah meyakini sesuatu yang ia pelajari sepanjang pagi dengan internet, padahal butuh 1 dekade untuk menguasai topik itu. Mereka bilang telah melakukan penelitian
Tidak banyak orang yang BETUL2 membaca temuannya
145-146
Penelitian UCL: Orang tidak benar-benar membaca isi artikel, tapi hanya MELIRIK baris2 atas atau beberapa kalimat pertama lalu pindah. Hanya sekilas: judul, halaman isi dan abstrak dengan cepat. Tampak mereka menghindari cara membaca tradisional. (University College of London CIBER Briefing Paper "The Google Generation: The Informastion Behavior of the Researcher of the future, 11/1/2018)
146
Anak2 dan remaja memiliki mental sederhana tenang internet, mereka gagal menghargai bahwa semua itu adalah kumpulan informasi dari berbagai sumber, hanya sedikit waktu untuk evaluasi, cek relevansi, tingkat kepercayaannya. Pemuda meras perpus tidak mudah digunakan.
Guru dan pakar tidak kebal dengan ini, membaca dan melihat sekilas telah jadi norma semua orang
UCL menyimpulkan: masyarakat semakin bodoh
Lebih, parah:, mereka sangat percaya pada hasil pencarian teratas. tanpa cek asalnya
147
Padahal ini digunakan sebagai teknik pemasaran
2015, 2 psikolog meneliti "efek manipulasi mesin pencari" ini. Hasilnya, ini meningkatkan proporsi dukungan kandidat sebesar 37-63 % hanya setelah satu sesi pencarian. Ini ancaman serius demokrasi.(Robert Hepstein, "How Google Could Rig the 206 Election" Politico, 19 Agustus 2015)
Kebabnyak awam tidak bisa bedakan info sungguhan dan yang dikeluarkan mesin pencari
148
Tebakan SALAH dalam jumlah besar bisa digabung menjadi tebakan besar yang BENAR
Kumpulan tebakan,menghasilkan rata2 lebih baik daripada pendapat ahli mana pun
James Surowiecki: Kebijaksanaan orang banyak.
Pesta Rakyat 1906, rata2 tembakan rakyat tentang berat sapi lebih mendekati kebenaran dari tebakan satu pakar.
Begitu juga dalam bursa saham.("The Wisdom of Crowds (New York: Anchor, 2005, xii-xiii)")
148-149
Salah satu alasan, banyak orang menghilangkan bias konfirmasi, salah persepsi. Seprti puzzle besar, dimana setiap orang membawa satu bagian.
149
Contoh: 2004, pembaca berita senior CBS, Dan Rather dan produsernya menyiarkan berita bahwa kandidat presiden George W. Bush tidak pernah menyelesaikan dinas wajibnya, ia meninggalkan unit Air National Guard. Dengan dokumen 19701 an. Ternyata dokumnen itu palsu, huruf di dokumen itu sangat cocok dengan jenis huruf M. Word. Padahal di tahun itu AU masih gunakan mesin tik. Ini ditemukan BUKAN oleh pendukunya, tapi oleh awam yang berpengalaman di depan komputer, tanpa pengalaman jurnalisme. Setelah diinvestigasi, koreksi itu benar, CBS menarik beritanya dan dokumennya, Produsernya dipecat, Dan Rather mengundurkan diri dan menggugat perusahaannya, namun ia tetap kalah.
150
JADI SIAPA BUTUH AHLI?
Secara teori, wikipedia yang dikerjakan banyak orang, semua pengguna dapat mengawasi setiap entri untuk kemudian dibersihkan dari kesalahan dan bias
Nyatanya, wikipedia adalah contoh penting TERBATASNYA KEPAKARAN BERBASIS INTERNET. Menulis artikel dengan banyak subjek jauh lebih sulit dari menebak berat sapi. Ada relawan editor, ada juga yang dibayar oleh perusahaan atau firma Public Relation untuk menjaga nama baik selebritas tertentu.
151
WIKIPEDIA kesulitan dengan niat objektif sekalipun. karena awam beda dengan pakar
relawan awam mengerjakan yang menarik bagi mereka pada waktu tertentu, pakar mengerjakan keahlian mereka setiap hari
Hobi tidak sama dengan karier
Alistair Cooke, penulis Inggris: Profesional adalah mereka yang dapat memberikan pekerjaan terbaiknya walau sedang tidak ingin.
Antusisme amatir tidak setara dengan penilaian pakar
151-152
ARtikel MIT Technology Review, 2013: kekuatan relawan wikipedia dalam membersihkan vandalisme, hoax, dan manipulasi terus berkurang sampai lebih 1/3 sejak 2017 dan terus berkurang. Wikipedia sulit mengelola kualitas artikel, yang bahkan diukur dengan kriterianya sendiri:
Proporsi tidak seimbang: entri pokemon dan bintang porno sangat komprehensif, tapi entri penulis novel perempuan atau tempat2 di Afsrika Sub-Sahara tidak lengkap
Entri ototritatif sulit ditemukan, dari 1000 entri yang dianggap baik, sebagian besar tidak mencapai kualitas menengah dari Wikipedia sendiri (Tom Simonite, "The Decline of Wikipedia" MIT Technology Review, 22 Oktober 2013)
152
Tidak mudah bagi editor untuk memberi tugas kepada pakar setiap bidang tanpa mengantisipasi kemungkinan terjadinya persaingan profesional dan konflik kepentingan lainnya.
Proyek jutaan orang dengan pengawasan minimal adalah mustahil. Agar wikipedia berhasil, ahli tiap bidang harus mengawasi setiap artikel
153-154
Dan Kaszeta, pakar Sarin, menghabiskan berjam-jam memperbaiki salah paham soal Sarin setelah penggunaan Sarin di Suriah 2013. Sebagian besar akibat kesalahan atau kebenaran setengah-setengah dari WIkipedia
154
Internet membuat pandangan keliru bahwa pendapat orang banyak sama dengan fakta
Tidak semua berlaku demikian, Cara virus ditularkan tidak sama dengan menebah jumlah permen dalam satu toples
John Oliver, komedian: anda tidak perlu voting untuk yang mana lebih besar: 5 atau 15
Kebijakan publik bukan permainan tebak-tebakan
154-155
Pertanyaan:
Apakah Bashar Assad akan gunakan senjata kimia 2013?
Mengapa menggunakan?
Apa yang harus dilakukan Amerika?
Ketiganya digabung internet menjadi seperti pemungutan suara, dengan satu klik
155
Tebakan benar awam ketika pakar salah menambah tebal baju anti intelektualitas
Seperti di kehidupan nyata, internet membuat orang cenderung bersama dengan yang mirip dengan mereka (echo chamber)
Bill Shop, penulis, menyebutnya "The Big Sort", pemilahan besar, dalam bukunya 2008: Orang Amerika kini lebih memilih hidup, bekerja, dan sosialiasi dengan yang dalam segala hal mirip dengan mereka.
DI saat yang sama, kita secara aktif memutus hubungan dengan orang lain di media sosial
Penelitian Pew Research Center, 2014: kaum liberal lebih mungkin mmemblokir orang yang berbeda dibanding kaum konservatif. Meski hal ini juga karena kaum konsrvatif memang sejak awal sudah membatasi diri di sosmed.(Andrea Peterson "Liberals are more likely to unfriend you over pilitics-online and off" Wahington Post, 21-10-2014)
156
Tren Umumnya: kini segragasi ideologis dimungkinkan dengan klik, bukan diskusi tatap muka
Ketidakinginan mendengar pihak lain tidak hany membuat kita menjadi menyebalkan, tetapi juga menjadi semakin tidak mampu berpikir, berdebat secara persuasif, dan menerima koreksi saat salah.
Saat mempertahankan argumen di internet, kita bahkan tidak dapat menoleransi sekecil apapun tantangan akan keyakinan kita
Ini berbahaya karena merusak peran pengetahuan dan kepakaran dalam masyarakat modern dan mengikis kemampuan dasar manusia untuk hidup rukun dalam demokrasi
Dasar dari ini adalah pandangan soal kesetaraan yang keliru dan ilusi egalitarianisme yang diciptakan oleh maraknya medsos. Tidak ada bedanya akun Twitter /Facebook maupun postingan antara reporter, diplomat, ilmuwan dan awam.
Di era medsos, orang berasumsi bahwa semua orang sama cerdas
156-157
A.O. Scott, Kritikus film: Di internet semua orang adalah kritikus, ahli menjatuhkan orang. Otoritas seperti saya, yang selalu dicurigai telah digilas oleh ANARKI DIGITAL. ("Everybody's a Critic And That's How it Should Be", New York Times SUnday Review, 30-1-2016)
157
Anonimitas medoso memancing penggunanya untuk berdebat seolah-olah setara (latar belakang dan pendidikan). Narsisme intelektual dari komentator menggantikan norma interaksi tatap muka.
Kedekatan mampu membangun rasa percaya dan saling pengertian. Kita bukan hanya otak dalam tangki yang memproses potongan-potongan data-data. Kita mendengar orang lain dengan mengandalkan petunjuk visual dan suara, bukan hanya menyaksikan kata-kata mengalir di depan mata kita
Guru tahu bedanya mengajar lewat layar. interaksi pribadi membuatnya paham apa maksud mengerutkan alis atau ekspresi paham
157-158
Jarak dan anonimitas menyingkirkan kesabaran dan praduga baik. Akses yang cepat dan kemampuan biacara tanpa mendengarkan, digaabung dengan keberanian dari belakang layar yang memungkinkan kita mengatakan hal yang tidak akan kita ungkapkan secara langsung kepada orang lain, dapat mematikan pembicaraan.
158
Andrew Sullivan, penulis: tidak ada satu pun hal yang menentukan di internet, sehingga setiap orang menuntut untuk ditanggapi serius. Bahan bakarnya adalah: perasaan, emosi dan narsisme, bukan pemikiran, empirisme dan semangat kemasyarakatan. Ketika debat dimulai, ia menjadi bersifat pribadi, emosional, dan tidak dapat pecahkan, pemikiran rasional hanya datang dan pergi. semakin sedikit wasit yang menentukan mana dari semua poin itu yang benar-benar valid atau relevan.("Democracies end when they are too democratic", New York, 1-5-2016)
Medsos sebetulnya bisa jadi media diskusi cerdas, tapi seringkali justru sekedar rentetan pendapat, informasi tak layak, dan hinaan.
Tentu, internet juga bisa mempertemukan yang tdaik pernah bertemu. Introvert mungkin mengakatn internet telah membuka pintu diskusi bagi yang dulu tidak pernah ikut
Sayangnya, semua orang benar-benar mengekspresikan pandangannya
Media yang menutup kolom komen: Toronto Sun dan Daily Beast
159
Backfire Effect: ketika orang ditunjukkan kesalahannya dengan bukti kuat, mereka tidak menerima dengan ikhlas, malah tetap ngotot dengan kesalahannya. Dartmouth College, Brendan Nyhan(Joe Koehane, How Facts Backfire: Researchers Discover a Surprising Threat to Democracy: Our Brains: Boston Globe, 11-7-2010 )
David Dunning: dalam menyangkal gagasan bodoh, gagasan bodoh itu harus disebutkan setidaknya setu kali sepanjang diskusi untuk menciptakan ladang ranjau bagi gur dan ahli lain yang ingin mengambil resiko mengonfirmasi kesalahan hanya dengan mengakui keberadaannya:
Yang paling baik adalah tidak mengulangi keyakinan keliru. Memberitahu semua orang bahwa Obama bukan muslim gagal meruba pikiran banyak orang karena mereka mengingat semuanya kecuali kata BUKAN ("We are all confident idiots" Pacific Standard, 27-10-2014)
159-160
Para ahli yang berusaha melawan ketidaktahuan ini merasa membantu, padahal hanya berusaha menyiram air ke api yang disbebkan oleh minyak
160
Internet adalah media anonim terbesar dalam sejarah manusia. kemampuan berdebat dari jauh dan rasa setara yang semakin murah, mengikis kepercayaan dan rasa hormat, baik pakar atau awam.
Megan : Bahkan jika kita tidak sengaj memblokir yang tidak setuju dengan kita, Facebook merekamnya, mengelolanya, sehingga kita akan mendapat lebih banyak yang kita sukai. Yang kita sukai adalah yang sepemikiran dengan kita.(Megan McArdle, "Your Assessment of The Election Is Way Off", Forbes, 14 April 2016)
Sulit berdebat dengan orang yang terlanjur salah, mengumpulkan situs web sebagai bukti, dan teman2 medsos yang sejalan sebagai dukungan. Sementara pakar yang patuh pada logika dan metodologi mencari sumber informasi menghadapi resiko diserang dan dianggap tidak memahami keajaiban era informasi
162-163
KESALAHAN MEDIA MAINSTREAM
John Bohannon, wartawan, ia menyebut tim yang terdiri dari sejumlah jurnalis Gonzo dan seorang dokter, membuat penelitian ngawur yang menyatakan bahwa makan coklat dapat menurunkan berat badan. Johannes Bohannon, ilmuwan Jerman dari Institute of Diet and Health, menulis makalah yang terbit di jurnal, dan diliput media dari seluruh dunia. Ini untuk menunjukkan betapa mudahnya menjadikan penelitian ngawur sebagai berita utama, media kurang teliti dalam menyunting atau tinjauan sejawat.(Sarah Keplan, "How and Why, a Journalist Tricked News Outlets into Thinking Chocolate Makes You Thin", Washington Post, 28 Mei 2015)
165
Majalah Time, 2016 menjadikan Evelyn Waugh (w. 1966) sebagai salah satu dari 100 penulis perempuan terhebat sepanjang masa. Padahal ia adalah laki-laki
The Washington Post dalam satu berita halaman depan menyebut Irlandia sebagai anggota NATO. Padahal ia netral
Semua orang pernah salah: ahli, wartawan, penyunting, dan pemeriksa fakta
166
Meningkatnya akses internet bukan membuat orang mendapat informasi dengan lebih baik, justru membuat bingung dan cepat marah
166-167
TAMBAH BODOH DAN CUEK DENGAN INTERNET
Penelitian Pew Trust, 1990: dalam 5 dasawarsa terakhir, masyarakat yang lebih muda memiliki informasi yang sama banyaknya dengan orang2 tua. Namun pada 1990, yang di bawah 30 tahun justru mengetahui lebih sedikit dibandingkan usia yang sama pada masa sebelumnya. Mereka juga kurang tertarik dengan apa yang terjadi di dunia dan sekitar mereka, politik dan isu-isu serius. Sekarang menjadi lebih tajam (Pew Research Center, "The Age of Indifference: A Study of Young Americans and How They View the News, 28 Juni 1990, 1)
167
Penelitian di University of CHicago, 2011 menemukan bahwa lulusan PT, gagal membuat pencapaian dalam berpikir kritis dan menjelaskan hal2 kompleks. Anak muda juga kurang tertarik dengan tanggungjawab mereka sebagai warga negara.(Richard Arum, "College Graduates: Satisfied, but Adrift" dalam Mark Bauerlein and Adam Bellow, ed." The State of The American Mind" West Conshohocken, PA: Templeton, 2015, 73)
168
Kapitalisme teknologi membuat orang menerima apa yang mereka inginkan, bukan apa yang baik buat mereka
Petunjuk utama untuk pakar: Jangan pernah memberi tahu pakar lain cara menjalankan pekerjaan mereka
Dalam beberapa hal, media modern mempersulit pakar menjelaskan kepada masyarakat untuk memahami kompleksitas dunia dibandingkan 20 tahun lalu
170
Lebih banyak tidak berarti lebih berkualitas (Hukum Sturgeon). Sama seperti lebih banyak restoran murah dan cepat saja membuat lebih sehat
Kemajuan teknologi sejak akhir abad 20 hingga awal abad 21 membuat:
Lebih banyak media-lebih banyak kompetisi-lebih memecah ke ruang politis dan demografis-lebih banyak wartawan-terlepas dari kualitas liputan. Kompetisi ini adalah "perintah" konsumen amerika yang ingin semua lebih sederhana, lebih cepat, indah, menghibur
40 tahun lalu: media lebih teliti memisahkan dari yang bukan berita. Namun ini juga sudah dipersempit dengan suntingan. Ditambah dengan jaringan dan saluran berita yang memang kurang, dan waktu yang sedikit untuk menayangkan berita. Ini membuat publik melihat apa yang diizinkan dilihat oleh perusahaan media itu.
171
Sebelum 90an, media dikontrol kuat oleh elit. Namun ini tidak lebih buruk karena hanya ada 30 menit/hari untuk berita. Maka berita penting dunia akan lebih diperhatikan dibandingkan dengan selebritas yang cerai. Orang harus menunggu koran atau berita malam.
BANYAK INTERAKSI ANTARA MEDIA DAN PENONTON
Sekarang penonton tidak pasif menonton, mereka diminta, terkadang berkomentar secara langsung
Twitter dan FB menjadi berita berjalan baru dimana berita dan gosip sama kuat
Penonton diminta ikut jajak pendapat lewat medsos atau web dengan asumsi penonton menyaksikan berita bersama HP, tablet atau laptop di dekat mereka
Kadang kita merindukan masa dimana editorial menentukan sendiri agendanya
172
-Pada awal 1970-an, penulis fiksi ilmiah Robert Hinlein menulis bahwa manusia hampir dapat melakukan segala hal, dari mengganti popok sampai memimpin perang. Ini adalah kemampuan beradaptasi manusia, tetapi salah. Memang pernah ada masa dimana manusia bisa menebang pohon dan membangun rumahnya sendiri. Tapi itu, selain tidak efisien juga hanya menghasilkan perumahan yang sederhana. Kepercayaan kepada pakar dan konsentrasi pada spesialisasi masing-masing manghasilkan yang jauh lebih hebat dari kemampuan sendiri (17)
-Mungkin masalahnya bukan pada semua orang menjadi lebih bodoh atau tidak ingin mendengar pakar, Masalahnya adalah karena kita dapat mendengar mereka semua. (18)
-FACTOID: Pernyataan palsu yang dianggap sebagai fakta(18)
-Demokrasi membuat publik mempertanyakan semua yang mapan. Thukydides menggambarkan demokrasi Athena abad 5 SM sebagai kumpulan orang yang kecanduan inovasi. Waktu mereka habis hanya untuk membicarakan gagasan teranyar.(19)
-Alexis de Tocqueville, pengamat Perancis, pada tahun 1835 menulis bahwa orang amerika sebenarnya hanya tertarik pada pemahamannya masing-masing. Ketidakpercayaan pada pakar berakar dalam sifat demokrasi Amerika. Warga saling mengamati satu sama lain di posisi yang setara. Pemikiran sendiri adalah sumber kebenaran yang paling jelas dan dekat"(19-20)
-Pakar mengungkapkan bahwa kurangnya rasa hormat pada pakar ini terjadi sejak Sokrates dipaksa minum racun.(20)
-Jose Ortega y Gasset, The Revolt of The Masses/pemberontakan massa, filsuf spanyol pada 1930, mengkritik pemberontakan massa dan keangkuhan intelektual yang tak berdasar. menulis bahwa rata-rata pembaca tidak peduli dengan isi tulisan, ingin mempelajari sesuatu dari penulis. Melainkan untuk menghakimi penulis jika pendapatnya berbeda dengan yang ia pegang.(20)
-Richard Hofstadter, ilmuwan politik, 1963, kompleksitas kehidupan membuat rakyat menyadari bahwa dirinya memang tidak dapat mengatasi segala hal. Ini menimbulkan kemarahan/kebencian kepada pakar karena mereka menyadari bahwa dirinya berada di level di bawah mereka. (20) Pakar pernah diolok dengan lembut karena tidak dibutuhkan, sekarang dibenci karena dibutuhkan.(21)
-Tidak seorangpun yang menguasai begitu banyak informasi, kita melakukan yang terbaik, dan ketika mencari tahu sesuatu, kita berkonsultasi kepada sumber terbaik yang dapat kita temukan. (23)
-Sebagian pakar mengeluh bahwa awam tidak adil, mereka sendiri tidak dapat menguasai semua informasi, tapi menuntut pakar ketika melakukan kesalahn.(23)
-Masalhnya bukan pada ketidakpedualian pada pada ilmu mapan, melainkan memusuhinya.(23)
-Sebetulnya mudah menghadapi masalah ini, yaitu dengan menganggap mereka tidak berpendidikan. Namun kenyataannya, perlawanan kepada kepakaran ini dilakukan oleh mereka yang harusnya tahu lebih baik.(24)
-Contoh: orangtua yang menolak vaksin di Marin County, pinggiran San Fransisco adalah kebenyakan berpendidikan. Keputusan mereka lebih buruk daripada orang tua tak berpendidikan karena mereka ikut membahayakan anak lain.(24-25)
-Contoh, tren susu mentah. 2012, dilaporkan New Yorker, Koki Daniel Patterson adalah ahli dibidangnya, menganggap hal itu lebih sehat dan lebih enak. Ini dibantah oleh CDC (Centers for Disease Control, bahwa susu tak diolah berpotensi 150 kali menimbulan penyakit). Namun, ini tidak menggoyahkan mereka, mereka terus mengkonsumsinya bahkan untuk anak-anaknya.(25-26)
-Akar masalahnya adalah awam tidak paham bahwa kesalahan pakar tidak sama dengan kesalahan awam. Kenyataannya, pakar lebih sering benar daripada salah. Terutama pada hal-hal penting. Namun awam tetap mencari-cari kesalahan pakar, agar dapat mengabaikan nasihat pakar yang tidak mereka suka.(27)
-Pakar pernah salah: puluhan tahun lalu, dunia kedokteran memperkenalkan thalidomide, obat bius untuk perempuan hamil. Ketika efek negatifnya diketahui, cacat tubuh, foto anak-anak cacat menghantui publik. Nama obat ini menjadi istilah kegagalan pakar hingga hari ini. Orang yang selalu mengungkit ini memakan setiap obat untuk menyembuhkan satu obat. Padalah pakar sudah melakukan puluhan tes untuk itu. Mereka sulit memahami bahwa untuk setiap satu kesalahan ada banyak sekali keberhasilan yang memperpanjang kehidupan mereka.(28)
-Pada 2015, Stephen Pasceri, Akuntan dari Massachusetts menembak mati dokter yang merawat ibunya sebelum bunuh diri, Michael Davidon, pakar bedah jantung di RS terkenal Boston dan dosen kedokteran Harvard, karena menuduhnya telah mengabaikan obat tertentu, hingga ibunya wafat setelah operasi peraikan katup jantung. Ia meninggalkan flashdisk berisi "penelitiannya" tentang obat itu. Bukti konkret membunuh pakar.(28-29)
-Orang Amerika tidak lagi membedakan, "anda bodoh" dan "anda salah". Tidak setuju berarti tidak menghormati, mengoreksi berarti menghina. Yang menolak pemikiran orang lain berarti berpikiran sempit.(30)
-Bagaimanapun, sebenarnya skeptisisme dibutuhkan bukan hanya untuk sains, tapi juga untuk demokrasi yang sehat. Matinya kepakaran lebih seperti amukan bocah tingkat nasional yang dipadukan dengan desakan bahwa pendapat yang dipertahankan sama dengan fakta. Pakar seharusnya menjernihkan kebingungan ini atau setidaknya memandu(33)
-Pakar menurut kamus, orang yang memiliki pengetahuan yang komprehensif dan otoritatif, perintahnya merupakan informasi yang sepenuhnya benar dan dapat dipercaya. Bagaimana kita tahu ia dapat dipercaya. Penjelasan ini berputar-putar.(34)
-Dalam pengertian luas, Professional, intelektual, pakar, ahli adalah orang yang menguasai keahlian aau seperangkat pengetahuan tertentu, serta mempraktikkan keahlian atau pengetahuan itu sebagai pekerjaan utama mereka dalam hidup.(35)
-Ada juga pakarnya pakar. dokter baru lebih ototritatif dari awam, tapi dokter spesialis lebih pakar dari dokter umum.dsj. (35)
-Contoh: 2009. pesawat Amerika di New York dilumpuhkan sekawanan burung saat akan lepas landas. 2 pilot di dalam kokpit. kapten yang lebih berpengalaman menyebutnya pesawat saya hingga semua penumpang selamat setelah mendarat darurat di Sungai Hudson.(36)
-Klaim kepakaran menyinggung orang dalam demokrasi karena spesialisasi adalah eksklusif. Kita tidak hanya rela untuk tidak menjadi ahli di bidang lain, tapi juga mempercayakan bidang lain kepada pakarnya. Saat mesin pesawat terbakar, kita seharusnya mempercayakan kepada awaknya. (36)
-Dengan saling menghargai. bidang masing-masing, mempercayakan pada pakar masing-masing, masyarakat tidak akan terpecah-pecah, sehingga kita habis waktu untuk saling merasa paling tahu, saling mempertanyakan (36)
-Ciri-Syarat Pakar:
1) Ijazah/lisensi/sertifikat: jaminan awal, pengakuan dari institusi yang mengeluarkan, bahwa pemilik ijazah diakui kemampuannya oleh institusi. Pemilik ijazah membawa nama baik/mempertaruhkan institusi yang memberinya lisensi. Ini membantu kita memisahkan pehobi dan pakar. Dulu Abraham Lincoln hanya membaca UU dan menjadi pengacara hebat. sekarang harus tes.(37)
-tidak dapat dibantah bahwa ada alumni institusi terbaik yang tidak memiliki kualitas terbaik (38)
2) Bakat alami: Ini yang membedakan pakar terkenal dengan pakar lain dengan ijazah sama. Ernest Hemingway berkata: Ada dua syarat penulis hebat, kesungguhan dan bakat alami. Yang berbakat alami tidak hanya lebih tahu dari awam, tapi juga dapat menjelaskan dengan lebih baik, bahkan dapat menghasilkan pengetahuan baru dalam disipilin ilmu itu.(38)
3) Pengalaman,
-Mahasiswa hukum hebat, tapi kaku di hadapan hakim, nilai tinggi tes polisi, kaku di jalanan, Doktor terbaik tapi tidak menulis satu hal penting setelah selesai. Kemampuannya tidak akan pernah melewati batas alami kemampuan mereka sendiri (38-39)
-Pemain saham amatiran lebih akan menghasilkan jika bekerja di Burger King. Guru yang buruk akan dievaluasi, pengacara payah akan kehilangan klien, atlet tidak berbakat akan gagal mencapai liga tertinggi (39)
-"Apa yang belakangan ini anda lakukan" adalah pertanyaan untuk melihat pengalaman seseorang. (39)
-Pakar adalah mereka yang terus terlibat, meningkatkan keterampilan, belajar dari kesalahan, memiliki rekam jejak yang jelas. Sepanjang karirnya akan menjadi lebih mumpuni, atau minimal mempertahankan tingkat kemampuannya. Lalu ia tumbuh menjadi bijaksana seiring waktu.(39-40)
-Pengalaman meningkatkan keahlian. pakar penegak hukum senior punya intuisi "ada yang tidak beres", pilot senior lebih tenang hadapi krisis di kokpit, guru senior bisa kendalikan kelas yang sulit ditangani dan murid yang menantang. Komedian tidak takut diejek, bahkan menggunakan ejekan itu untuk melucu.(40)
-Marshal Shullman, pakar Soviet terkenal, Penasihat Gedung Putih di masa Jimmy Carter, guru Tom Nichols, bisa membaca kondisi kebijakan Kremlin melalui ribuan cerita karangan di koran-koran Soviet. (40-41)
4) Menerima evaluasi dan koreksi dari pakar lain. Kelompok profesional memiliki pengawas, pemberi akreditasi/sertifikasi. Untuk memasikan standar kepakaran. Hal ini perlu agar tidak ada penipu yang mengaku pakar dan merusak nama baik kepakaran di bidang itu.(41-42)
-Mekanisme seperti peer-review, sertifikasi, atau asosiasi profesional untuk melindungi kualitas dan meyakinkan masyarakat.(42)
-Pengukuhan profesional penting untuk membedakan pengrajin yang mengaku memiliki 20 tahun pengalaman, padahal memilik pengalaman setahun, yang diulang 20 kali.(42-43)
-Contoh: Ada dokter gigi yang payah di hari pertama, dan tidak bertambah baik di hari terakhir. Ada guru yang membuat tidur muridnya di hari pertama dan hari terakhirnya mengajar.(43)
-Meskipun bukan yang terbaik di bidangnya, setidaknya pakar itu: 1) lebih baik dari awam, Anda tidak butuh dekan kedokteran untuk mencabut gigi anda. 2) Pakar bisa salah, tapi perbedaan penting mereka dengan awam adalah mereka tahu resiko yang mungkin terjadi. Werner Heisenberg, fisikawan terkenal: "Pakar tahu beberapa kesalahan buruk yang mungkin terjadi dan tahu cara menghindarinya". Niels Bohr, fisikawan, :"Pakar adalah mereka yang sudah membuat kesalahan yang mungkin terjadi di bidanynya" (43-44)
-Mengetahui tidak sama dengan memahami, pemahaman tidak sama dengan analisis. Ada pakar yang otodidak, tapi sangat langka. Melakukan sesuatu dengan baik tidak sama dengan menjadi sumber terpercaya untuk saran dan pembelajaran. tidak semua penyanyi bisa jadi pelatih vokal(44)
-Budaya Amerika cenderung mendorong khayalan romantis bahwa awam jenius dan tekun bisa mengalahkan ilmuwan.(45)
-Pendidikan, pelatihan, praktik, pengalaman dan pengakuan pakar lain adalah gambaran kasar perbedaan awam dan pakar (46)
-Satu alasan mendasar permasalahan awam dan pakar adalah mereka sama-sama manusia. Pakar bisa salah, awam rentan mengabaikan batas kemampuan mereka sendiri. Otaknya sama2 bekerja bahwa kita mendengar yang ingin kita dengar dan menolak fakta yang tidak kita sukai.(47)
-Pada praktiknya, agar tidak dianggap bodoh, kita pura-pura lebih pintar dari yang sebenarnya. Lama-kelamaan kita betul2 percaya bahwa kita sepintar itu.(50)
-Efek Dunning-Kruger, oleh David Dunning dan Justin Kruger, peneliti psikologi dari Cornell University tahun 1999, : Semakin bodoh anda, semakin anda yakin bahwa anda tidak bodoh. Secara halus disebut "tidak kompeten". (52) "Unskilled and Unaware of It: How Difficulties in Recognizing One's Own Incompetence Lead to Inflated Self-Assessments", Journal of Personality and Social Psychology 77(6), Desember 1999, 1121-1122.
-Dunning: kita semua menilai diri kita lebih, tapi yang tidak kompeten melakukannya lebih banyak(53)
-METAKOGNISI: kemampuan untuk menyadari kesalahan, dengan mengambil jarak, melihat apa yang sedang anda lakukan, lalu menyadari bahwa anda salah melakukannya.(54)
-Dunning: orang yang di bidangnya, ditanyai istilah asli dan buatan, 90 % mengaku tahu sedikit tentang istilah fiktif itu. semakin responden merasa lebih berpengalaman dalam satu topik umum, mereka mengaku lebih mengenal terminologi tak bermakna yang dihubungkan dengannya dalam survei.(54-55)
-Semakin tidak kompeten seseorang, semakin ia tidak tahu bahwa ia salah/orang lain benar, semakin dia berusaha pura-pura, semakin ia tidak belajar apapun.(55)
-BIAS KONFIRMASI: kecenderungan hanya membenarkan yang kita percayai, hanya menerima fakta yang memperkuat penjelasan yang kita sukai dan menolak data yang bertentangan dengan kebenaran yang kita terima. Contoh: Orang kidal itu jahat, setiap melihat pembunuh kidal adalah bukti, dan pembunuh tak kadal adalah pengecualian (56)
-Film Rain Man (1988), Ray, anak jenius, ingat semua data kecelakaan penerbangan hingga membuatnya takut menaiki pesawat. Ia memiliki data bahwa setiap maskapai pernah kecelakaan. Akhirnya ia memilih naik mobil karena tidak punya kecelakaan mobil di kepalanya.(57)
-John Allen Paulos, ahli matematika: Innmueracy: mereka yang tidak berhitung probabilitas akan tetap saja ngeyel: Bagaimana jika saya ada di satu kasus sial itu.(58) Innumeracy: Mathematical Illiteracy and Its Consequences, 2001, h.9.
-SETIAP HASIL NEGATIF TETAPLAH SEBUAH PENCAPAIAN (62)
-CONTOH: Penelitian 2014 : Yang menolak pernikahan sejenis dapat berubah pikiran jika berbicara dengan homoseksual tentang isu tersebut. Mahasasiwa peneliti ini ternyata memalsukan data. Masalahnya, hasil penelitian ini didukung oleh seorang Dosen Columbia University dimana namanya dicantumkan sebagai penulis penelitian. Walaupun kemudian ia tarik artikel itu. Wartawan New Yorker, Maria Konnikova, mengungkap bahwa mahasiswa dan dosen itu INGIN hasil itu benar hingga membuatnya tidak memeriksa metodenya.(62)
-Inilah gunanya peer review, apalagi dengan double blind: penulis tidak tahu pemeriksa, pemeriksa tidak tahu penulis (63)
-Sayangnya, dalam kehidupan modern di luar universitas, argumen tidak mendapat ulasan eksternal. Fakta datang dan pergi, tidak bisa dibutikan benar salahnya. Bukti SAYA selalu menjadi peraturannya, dan bukti ANDA salah atau pengecualian. BUKTI terkadang diartikan dengan hal yang saya anggap benar, bukan yang teruji secara metodologis.(64)
-Awam merasa akal sehat sudah cukup, tidak butuh pembuktian saintifik. mereka tidak sadar bahwa pendapat matahari mengelilingi bumi adalah hasil akal sehat sederhana itu. Akal sehat sederhana dapat mengkhianati kita, membuat kita rentan kesalhan, besar atau kecil.(65)
-CONTOH BIAS KONFIRMASI: DONGENG, TAKHAYUL, TEORI KONPIRASI (65)
-Takhayul mudah dibantah dengan statistik, konspirasi harus dibangun dan dibantah oleh yang cerdas(66)
-Konspirasi melanggar Konsep Pisau Occam/ Ozzam's Razor/hukum parsimoni: sebaiknya kita mulai dari penjelasan sederhana, baru ke penjalasan rumit. Contoh: tiba-tiba terdengar orang mengumpat. Ketika ke sebelah, ada kotak kosong dan botol bir pecah di lantai, dan orang itu memegang satu kakinya dan melompat-lompat dengan wajah meringis. SEDERHANANYA, kotak jatuh, mengenai kakinya, ia mengumpat. Karena Kita pernah melihat orang kesakitan. RUMITNYA, bisa jadi ia aktivis penentang alkohol, hingga ia memecah botol, lalu mengumpat, atau ia adalah orang asing yang cara mengekspresikan kebahagiaan dengan cara tersebut. Atau ia pecandu, ia kehabisan alkohol lalu mengumpat karena kotaknya jatuh.(67-68)
-Teori konspirasi ada bahkan sejak 1970-an, Robert Ludlum, penulis novel, membuat Jason Bourne.
-The Manchurian Candidate, 1960-an (69)
-KENAPA PERCAYA KONSPIRASI?
-Memuaskan hasrat heroik kita, ada individu yang melawan kekuatan besar yang mengalahkan manusia biasa.(69)
-Teori Konspirasi amat menarik bagi orang yang sulit memahami dunia yang rumit dan tidak sabar dengan penjelasan yang tidak dramatis. Ia menarik bagi dorongan narsisme kuat, mereka pilih percaya pada omong kosong rumit daripada menerima bahwa ia tidak tahu.(69-70)
-Konspirasi memberi makna dan konteks pada kejadian2. Ketika tidak ada penjelasan yang masuk akal, maka dibayangkanlah bahwa semua masalah dunia adalah akibat orang-orang berkuasa yang seharusnya bisa mencegahnya (70)
-Jonathan Key, penulis Kanada, konspirasi menarik bagi masyarakat yang mengalami trauma bersama. Konspirasi sangat populer setelah PD I, Tragedi 9/11. Hampir 30 % orang Amerika percaya bahwa elite rahasia dengan agnda global berkonspirasi menguasai dunia. 15 % menganngap pemerintah menambahkan teknologi rahasia "alat pengontrol pikiran " pada iklan televisi.(71) Jonathan Key,"Has Internet-Fueled Conspiracy Mongering Crested?" di Mark Baureline dan Adam Bellow, ed. The State of The American Mind (West Conshohocken, PA: templeton, 2015), 138-139
-Menghindari Bias Konfirmasi adalah sulit. Menghadapi konspirasi adalah mustahil. Perdebatannya akan sia-sia, jika pakar mendebatnya, pakar itu adlah bagian dari konspirasi.(72)
-GENERALISASI adalah pernyataan mengenai kemungkinan berdasar fakta yang diamati. Ia dapat diukur dan diverifikasi. Contoh, orang Tiongkok lebih pendek dari Amerika, ini generalisasi karena dapat dibuktikan meskipun ada perkecualian. Ia adalah aturan umum, meski tidak mutlak(74)
-STEREOTIPE adalah kesimpulan yang kebal terhadap uji fakta, prasangka, menghakimi sejak awal (75)
-Masalahnya jika generalisasi negatif. Contoh: Orang Rusia lebih korup dari orang Norwegia. Defenisi korup bisa berbeda, karena di budaya lain korup adalah saling bantu. Ada perbedaan antara "pejabat rusia lebih cenderung melanggar peraturan" dengan "pejabat Rusia lebih korup"(76)
-Pembicaraan antara pakar dan awam menjadi sulit karena emosi ikut. OKI ciri penting pakar adalah kontrol emosi.(76-77)
-Bias Kesetaraan, 2014: orang berusaha menimbang semua pendapat secara adil walau tahu bahwa ada orang yang tidak kompeten. Yang kurang kompeten akan memperjuangkan pendapatnya, yang kompeten membiarkan pendapat itu walau jelas-jelas salah(77-78) Ali Mahmoodi et al., "Equality Bias Impairs Collective Decision Making Across Cultures, melanjutkan The National Academy of Science, 24 Maret 2015
-Setiap pihak tidak ingin merusak hubungan, yang tidak kompeten ingin dihormati, yang kompeten tidak ingin mengasingkan siapapun.(78)
-Kegelisahan sosial membuat yang cerdas dan bodoh. kita semua ingin disukai.(79)
-Chris Mooney, penulis Sains Washington Post: Dinamika ini membuat lancar hubungan sosial, tapi akan merugikan jika yang dipertaruhkan adalah fakta(78) The Science of Protecting People's Feelings: Why We Pretend All Opinions Are Equal. Washington Post, 10 Maret 2015.
-Hanya sedikit dari kita yang mau mengaku tersesat dalam pembicaraan. Orang2 membaca sekilas artikel dan membagikannya di medsos tetapi tidak benar-benar membacanya (79)
-Faking Cultural Literacy, pura2 mendalami, padahal hanya tahu sedikit hany agar bisa buat postingan, ikut pembicaraan. padahal ini adalah model baru ketidaktahuan. Karl Taro Greenfield, "Faking Cultural Literacy" New York Times, 24 Mei 2014. (79)
-Apa yang kita yakini itu penting bagi bagaimana kita memandang diri kita sendiri sebagai manusia. (80)
-Orang menyimpulkan dari pengalaman (81)
-Tidak ada jawaban yang memuaskan semua orang, awam ingin yang pasti, pakar tidak bisa memberi kepastian, jawaban tidak hanya satu, tergantung kondisinya (82)
-Jonathan Haidt, Psikolog Sosial: jika fakta bertentangan dengan nilai yang dianut, hampir semua orang dapat menemukan cara untuk bertahan dengan nilai-niai tersebut, dan menolak bukti yang ada. (82-83) Dikutip dalam Chris Mooney, "Liberals Deny Science, Too", Washington Post, 28 Oktober 2014.
-Bahkan penelitian tahun 2015 bahwa kalangan Liberal sekalipun akan mengabaikan teori sains yang bertentangan dengan pandangan mereka. Bahkan, mereka akan meragukan sains itu, bukan diri mereka sendiri. (83) Siaran Pers Ohio State University, "Both Liberals, Conservatives Can Have Science Bias", 9 Februari 2015
-Sebelum perang Dunia II, Gelar universitas adalah pembeda antara pakar dan orang yang "sekedar tahu" (85)
-College Boy: julukan anak kuliah, pendidikan tidak menggantikan kedewasaan dan kebijaksanaan.(86)
-Pengetahuan dasar dan keahlian yang dapat membentuk kepakaran mahasiswa: berpikir kritis, menguji informasi baru, adau gagasan secara objektif, logis dan tanpa prasangka emosional atau pribadi.(86)
-Pendidikan tinggi saat ini hanya seperti pindah ruang dan gedung setelah SMA (86)
-Kini kampus memperlakukan mahasiswa sebagai klien, bukan murid. mereka dimanjakan dengan materi, tidak ada disiplin diri. Ini menghancurkan nilai gelar sarjana dan mengecewakan orang yang percaya pada makna perguruan tinggi(87)
-Perguruan Tinggi seharusnya menghasilkan: lulusan dengan latar belakang memadai, terus belajar sepanjang hidup, memahami peran sebagai warga negara yang berdaya. PT kini hanya taktik untuk menunda datangnya masa dewasa yang keras, bukan menuju kematangan berpendidikan(87)
-SEBAGIAN BESAR penyebab masalah itu adalah jumlah mahasiswa yang terlalu banyak, padahal tidak layak berada di PT.(88-89)
-Budaya baru pendidikan di AS adalah semua orang sebaiknya, dan harus ke PT. Perubahan ini penting dalam mematikan kepakaran.(89)
-PT hanya menjadi tempat berjualan ijazah pelatihan, bukan menunjukkan pendidikan. Bahkan gelar hanya bukti kehadiran. Paling parah, hanya bukti uang kuliah yang lunas (89)
#LULUSAN SEHARUSNYA BISA MENJADI SUBJEK KEHIDUPAN, BUKAN OBJEK KEHIDUPAN YANG SUKA MENGELUH#
-Anak muda berbakat masuk ke PT tanpa tahu caranya lulus (89)
-Dosen sudah terlalu banyak, Universitas2 terbaik menghasilkan doktor lebih cepat dari kecepatan lapangan kerja menyerap akademisi. PT di bawah standar menawarkan program doktor dengan kualitas rendah. Hingga mereka sendiri tidak mau menerima doktor keluarannya. Hasilnya, Banyak doktor menganggur, menulis disertasi biasa-biasa saja pada subjek yang sedikit orang memahaminya, mencari lowongan kerja untuk mengisi perut. Bahkan istilah profesor berubah makna karena terlaslu sering digunakan, mulai kepala departement hingga dosen paruh waktu di kampus lokal.
-Kampus juga demikian, PT kecil ingin jadi universitas, Banyaknya kampus abal2 ini karena permintaan gelar yang tidak terpenuhi dalam budaya "semua harus masuk PT" ini menghasilkan inflasi gelar (90-91)
-Ini sama dengan pemerintah menciptakan inflasi keuangan, dengan membuat terlalu banyak kertas. Dulu ijazah SMA menjadi syarat masuk kerja, sekarang Sarjana setara SMA, Pascasarjana setara sarjana. Mahasiswa berlari dalam roda hamster pendidikan, tanpa pembelajaran.(91)
-Senator Barnie Sanders, kandidat Presiden Demokrat, pada 2016: gelar sarjana hari ini setara dengan SMA 50 tahun lalu, dan OKI semua harus ke PT sama dengan semua harus ke SMA.
-Nyatanya, memperlakukan PT seperti SMA yang berulang adalah awal kondisi sekarang.
-Masalah yang lebih besar adalah karena mahasiswa, dosen, dan PT sudah terlalu banyak, kehadiran di PT tidak lagi menjamin seseorang tahu apa yang ia bicarakan (91)
-PT seharusnya pengalaman yang tidak menyenangkan. Mereka harus meninggalkan cara menghafal masa kecil, menerima kegelisahan, tantangan kompleks yang mengantar pada pengetahun yang dalam selamanya, (92)
-Orang berpendidikan tidak hanya kuasai bidang tertentu, melainkan juga pemahaman sejarah dan budayanya sendiri.(92)
-PT saat ini melayani remaja, bukan membantu mereka meninggalkan masa remaja. Bukan membebaskan dari solipsisme, malah memperkuatnya.
-Mahasiswa meninggalkan kampus tanpa merasa telah bertemu dengan orang yang lebih cerdas dari mereka.
-Menerima gelar hanya sebagai tanda bahwa mereka telah menghabiskan waktu di sekeliling orang menarik, yang pelayanannya telah mereka bayar.(92-93)
-Mahasiswa berada dalam kombinasi berbahaya: perasaan kurang dan keangkuhan/karena sering dipuji (93)
-Ben Casselemen, penulis, 2006: sebagian besar pendaftar tidak perlu menulis, esai, resume atau segala bentuk promosinya pada kampus. 3/4 lebih siswa lanjut PT yang menerima lebih 50% pendaftar. Hanya 4 % yang menerima 25 %. dan kurang 1% kampus yang menerima kurang 10% pendaftar. Shut Up About Harvard, FiveThirtyEight.com, 30 Maret 2016.
-Banyak mahasiswa yang tidak memiliki kualitas dan butuh perbaikan sebelum ke PT (93)
94
KAMPUS MENURUNKAN STANDAR DEMI CARI UANG
-James Piereson (Manhattan Institute) 2016: PT swasta -khususnya yang tidak bergengsi- sudah mulai putus asa dalam mendapatkan mahasiswa, sehingga bersedia menerima yang paling tidak berkualitas demi uang. James Piereson dan Naomi Schaefer Riley, "Remedial Finance: The Outsized cost of Playing Academic Catch -Up" Weekly Standard, daring, 9 Mei 2016.
BUDAYA MEMANJAKAN ANAK
-Robert, 1995: Amerika memiliki budaya melindungi anak agar tak merasa bodoh. Culture of Complaint (New York: Time Warner, 1993), 68.
-SLOGAN Pendidikan Umum: 1) Siswa tidak diizinkan gagal, 2) Jika siswa dapat D atau F, maka ada yang tidak dilakukan gurunya. Valent Strauss, Guru SMA di Maryland, "I Would Love to Teach, But...Washington Post, 31 Desember 2013
95
Mahasiswa sekarang mungkin tidak lebih bodoh dari 30 tahun lalu, tapi mereka merasa berhak (sense of entitlement) dan PD yang tak berdasar telah berkembang pesat. Seorang mahasiswa saya mengatakan bahwa jika ia tidak mendapat A, maka itu bukti arahan buruk saya.Ada juga yang hampir tak lulus, meminta, bahkan ada yang menuntut rekomendasi untuk Pascasarjana.
POLA ASUH HELIKOPTER/Helicopter Parenting: Orangtua yang over protektif, bahkan pindah kota agar dekat dengan anaknya yang kuliah. Bahkan polsa asuh pesawat jet tempur jarak dekat. Emma Brown,"Former Standford Dean Explains Why Helicopter Parenting is Ruining a Generation of Children". Washington Post, 16 Oktober 2015.
97
Seharusnya, Anak Remaja terlebih dahulu memikirkan alasan kenapa ke PT, menemukan PT yang cocok dengan kemampuan mereka, mendaftar hanya ke kampus itu, lalu pergi ke kampus yang menerimanya. Bukannya mengunjungi semua kampus dengan melihat hal-hal selain kualitas pendidikannya
98
Kampus banyak yang mencari keuntungan dengan menjadi pabrik pembuat utang. mereka menawarkan pengalaman dengan kegiatan mahasiswa daripada pendidikan itu sendiri. Ini bagaikan RS mengajak pasien jantung untuk operasi di tempatnya KARENA menu makanannya enak.
Megan McArdle, kolumnis Bloomberg: kini keputusan pindah dari ortu ke anak, hingga yang lebih cemas dengan pengalaman kampus adalah anak. Megan McArdle, "Sheltered Students Go to College, Avoid Education" BloombergView.com, 13 Agustus 2015
Seperti kecemasan hidup dengan orang asing. Padahal dulu, hal ini adalah proses pendewasaan. Sekarang, mereka diperkenalkan lewat medsos.(98)
99
Seorang Dosen di kampus bergengsi pernah berkata" Kadang saya merasa tidak seperti guru, dan lebih seperti penjaga butik mahal."
100
Anak yang dibebaskan memilih sendiri kampusnya, seenaknya memprotes Dosen, membangkitkan PD yang merusak kemampuan belajar, pencapaian semu, PD berlebihan tentang pengetahuan mereka, dan itu bertahan hingga dewasa
101
Diterima di PT bukanlah akhir, melainkan awal
Menghargai pendapat orang tidak berarti menghormati pengetahuannya sebagai sesuatu yang setara. Seperti yang terjadi pada Prof. Jastrow, ahli astrofisika di Dartmouth, yang didebat mahasiswa sarjananya dan mahasiswa itu berkata "Apapun itu, tebakan anda sama bagusnya dengan saya" yang kemudian dibantah oleh Prof, bahwa pendapatnya lah yang jauh lebih baik.(100)
2013, Seorang perempuan muda yang sedang menjaga anaknya membuat twit mohon bantuan netizen:"Saya tidak menemukan sifat kimia dan fisik gas "sarin", tolong bantu saya." Ini dijawab oleh Dan Kaszeta, pakar Sarin, Direktur Perusahaan Konsultan Kemanan di London dan ahli terkenal di bidang senjata kimia, mengoreksinya "Sarin bukanlah gas, dan kata itu harus ditulis dengan diawali kapital" Ini malah dijawab dengan sumpah serapah "Itu memang gas, dasar bodoh, sarin adalah cairan dan dapat menguap." Pakar itu menimpali"Google nama saya, saya pakar Sarin, Maaf saya menawarkan bantuan" (101-102)
102
Para pengajar banyak mengeluh soal tingkah mahasiswa di kelas dan medsos yang menganggap koreksi sebagai hinaan,
103
Surel, seperti medsos, membuat banyak orang seakan setara sehingga berkomunikasi dengan dosen seakan berbicara dengan customer service. Dosen mungkin mengharap penghormatan, tapi keahlain mereka hanya pelayanan yang dibeli mahasiswa. Jonathan D. Glater, "To: Professor@University.edu Subject: Why It's All ABout Me", New York Times, 22/2/2006
104
Bahkan Kathleen E. Jenkins, dosen sosiologi di PT William and Mary di Virginia, pernah dimintai lewta email salinan bahan ajar oleh mahasiswa yang tidak hadir. Jonathan D. Glater, "To: Professor@University.edu Subject: Why It's All ABout Me", New York Times, 22/2/2006
Salah satu kesalahan adalah dosen yang berkata "Saya belajar dari murid saya sebanyak mereka belajar dari saya" ini bukan guru yang baik.
105
Semua harus diubah dengan mulai pada gagasan pelayanan pelanggan
Pastor James Schall, Georgetown University di hari pertama mengajar mahasiswa filsafat politik, akan memberi esainya "What Student Owes His Teacher"/Utang Murid pada Gurunya yang isinya pada intinya: mahasiswa harus kerja lebih keras, sudat pandang yang tepat tentang bakatnya masing-masing dan percaya pada gurunya. INI sulit diterapkan karena resiko menjengkelkan mahasiswa, pelanggan selalu benar. (105-106)
109
Jurusan standar: tidak tahu apa yang harus dilakukan
Kelas mudah: kelas untuk bereksperimen dengan satu bidang, memilih yang menyenangkan dan mendapat pujian karena belajar sesuatu. Masalahnya ini menjalar ke jurusan2 lain hingga menjadi umum.
110
Mahasiswa terlalu sering membuang uang dan mendapatkan ilusi tentang pendidikan, dengan masuk ke dalam kelas atau jurusan yang seharusnya tidak ada atau yang pesertanya seharusnya dibatasi menjadi sejumlah kecil mahasiswa yang betul-betul mau belajar.
111-112
Masalah yang ditimbulkan dari banyaknya kampus abal2 dengan jurusan yang sama dengan kampus bergengsi adalah ia menyesatkan mahasiswanya dan kemarahan akibat kesenjangan kualitas. Seorang yang sudah payah masuk ke kampus terbaik, belajar siang malam, tidak akan suka disamakan dengan rekan sesama jurusan dari kampus antah berantah.
112
Ini bisa dituduh sombong, tapi kita butuh membedakan yang mana pakar dan yang mana pengetahuan relatif
Inflasi nilai dan kampus menyesatkan mahasiswa dengan kemampuannya sendiri
113
Mc Ardle, Bloomberg: Anda melihat bagaimana fasilitas mewah yang ditawarkan kampus untuk memikat mahasiswa. Namun, Para dosen belakangan tercengang melihat kelakuan mahasiswa yang tidak malu meminta nilai di atas etos kerjanya. Seharusnya dapat dimengerti bahwa itulah yang diharapkan konsumen. Gelar bukan pendidikan.
Catherine Rampell: mahasiswa yang membayar lebih mahal, berharap fasilitas lebih, dan nilai yang lebih baik. "The Rise of teh Gentlemen's A and the GPA Arms race", Wshington Post, 28/3/2016
Tuntutan mahasiswa kini lebih sedikit dari puluhan tahun lalu: PR sedikit, sistem trimester dan kuartalan yang lebih pendek, inovasi teknologi membuat kuliah lebih mudah dan kurang menuntut. Ketika PT adalah bisnis, anda tidak boleh mengecewakan pelanggan.
114
Mahasiswa nilai A hari ini tidak sama artinya dengan A pada 1960 atau bahkan 1980
Penelitian pada 200 PT hingga tahun 2009: Nilai adalah yang paling sering diberi. Ada peningkatan hampir 30% dibanding 1960, dan meningkat 10% dibanding 1988. Data 2016 gradeinfaltion.com
115
Pendeknya, kini semua anak berada di atas rat-rata. 2002: nilai yang paling sering diberi di Harvard adalah A. di Yale, lebih 60%, Ini mungkin terjadi di kelas tertentu. Tapi tidak dalam distribusi normal bahkan di antara mahasiswa terpandai.
Masalahnya, tidak ada yang mau bersikap dengan inflasi nilai ini. Guru tidak mau jika mahasiswanya terlihat tidak mampu dibanding dari institut lain.
Rampell: Nilai standar bukan lagi C hadiah, melainkan A hadiah, yang bermakna telah menyelesaikan kelas, bukan keunggulam mereka.
2004, Princeton membatasi nilai A. Namun ditarik kembali.
Di Wellesley, Dep. Humaniora membatasi nilai rata2 B+, akibatnya semua kelas kehilangan 1/5 pendaftar, departemen yang terlibat kehilangan 1/3 mata kuliah mereka.
Mahasiwa terlindungi dengan keyakinan semu kemampuan mereka
Kampus didorong oleh pasar agar jadi menyenangkan dan menarik bagi pemberi kerja, dan membantu guru dari murka mahasiswa. Sisi lain, tidak adanya harga diri dalam pendidikan.
116
Penyebab lain dari matinya kepakaran adalah evaluasi dari mahasiswa:
Sejak 1960-an, sejak gerakan relevansi dan keterlibatan mahasiswa
Tidak masalah selama terbatas
117
saat ini lepas kendali, mahasiswa menilai pakar seperti menilai film atau sepatu
harus dianalisis dengan baik. Contoh: penilaian "gurunya membosankan" bisa bermakna karena menyruh pemalas membaca buku yang ditugaskan, bisa juga bermakna guru itu menghibur saja
Apalagi jika komentar tidak relevan: tempat duduk tak nyaman, waktu kelas,
baju guru tak rapi, gurunya pendek, perlu diet, hingga mendoakan agar ke jalan yang benar (118)
Mengevaluasi guru melatih awam menilai pakar (117)
118
Guru yang lemah akan mencoba menghibur, berusaha disukai agar mahasiswa beri evaluasi bagus, agar kelasnya/kontrak dosennya bertahan. Jika PT bertujuan agar klien/mahasiswa bahagia, maka ini akan menjadi lingkaran setan inflasi nilai.
Keterlibatan dan debat adalah kehidupan kampus, dosen pun tidak kebal kritik, baik gagasan maupun kemampuan mengajar. Namun, model industri pendidikan merendahkan PT menjadi sekedar transaksi komersial, tempat mahasiswa menjadi konsumen pemilih, bukan pemikir kritis. Ini membuat kepakaran goyah, dan perlawanan terhadap ilmu menguat.
120
pemikiran kritis bukan kritik tanpa henti
121
Aktivisme mahasiswa sekarang mundur setengah abad yang lalu: intoleran, dogmatis, mengandung ancaman dan kekerasan. Tuntutannya remeh. Generasi Baby Boomers mungkin mengklaim bahwa mereka merusak kampus demi perdamaian 1967. Ini bisa dapahami karena mereka memang disiapkan untuk diikirim ke Vietnam. Kelompok minoritas merasa tidak ada jalan selain protes, meskipun pada dasarnya tidak ada alasan yang dapat membenarkan kekerasan terjadi.
Mahasiswa sekarang membesar2kan masalah kecil, termakan hoaks atau prank, sama sekali tidak setara dengan perjuangan hak sipil, atau gerakan anti perang. Di sini mereka belajar bahwa emosi mengalahkan nalar dan subtansi.
124
Jika hanya persoalan kostum Halloween membuat mahasiswa bolos, maka mereka butuh bantuan kesehatan mental dari profesional atau mereka telah dicekoki dengan ideologi yang mengajarkan standar sendiri mengenai apa yang membuat menderita.
122
2015 di Yale, istri kepala asrama mengatur kostum Halloween, mahasiswa marah dan meneriaki dosen: "tugas anda adalah menciptakan rumah yang nyaman bagi mahasiswa..anda mengerti?"
Yale malah meminta maaf pada mahasiswa yang marah. Kepala asrama mundur, istrinya berhenti mengajar di PT.
Saat itu dosen belajar bahwa kampus bukanlah tempat penjelajahan intelektual, ia adalah rumah mewah yang disewa selama 4 tahun, 9 bulan setiap tahun, oleh anak2 yang boleh berteriak pada dosennya. seolah2 memarahi pelayan yang ceroboh di rumah kolonial.(122-123)
125-126
saya harap mahasiswa bisa berpandangan logis dan tenang, saya menilai berdasarkan kualitas tulisan, bukan pilihan politik. menuntu mereka menghormati gagasan orang lain tanpa emosi dan serangan pribadi. Namun saat keluar kelas, saya tidak bisa membatasi mereka. jika hal itu tetap terjadi. maka tidak ada lagi yang dapat menyembuhkan mereka. mereka akan keluar sebagai warga negara dengan perilaku demikian.
124-125
Glenn Reynolds, kolumnis liberal, dosen hukum University of Tennesse: Usia pemilih harus dinaikkan ke 25, voters harus yang dewasa, tidak pantas PT diatur oleh anak-anak manja. Yang tidak bisa berdiskusi rasional soal kostum Halloween tidak pantas menjalankan negara besar."After Yale, Mizzou, raise the voting age-to 25", USA today, 16/11/2015
127
Dulu daya penyelam kata2, sekarang saya meluncur di atas permukaannya seperti pengendari jet ski (Nicholas Carr)
Internet bukan hanya membuat lebih pintar, tapi juga lebih bodoh, magnet bagi yang penasaran, juga jebakan bagi yang lugu. Anda punya gelar? Saya sudah mencarinya di Google (Frank Buni)
Jangan percaya semua yang di internet, terutama kutipan orang terkenal (Abraham Lincoln-mungkin)
129
Internet memungkinkan kita berpura2 memiliki prstasi intelektual dan mengalami ilusi memiliki kepakaran, lantaran adanya sumber fakta tanpa batas di tangan
tembakan terus menerus yang menyerang pakar dan awam menghancurkan usaha diskusi yang masuk akal
Hukum Pommer: Internet membuat yang tidak memiliki pendapat menjadi berpendapat salah.
130
Hukum Sturgeon, nama penulis fiksi ilmiah legendaris Theodore Sturgeon, : 90% dari semua hal adalah sampah
1994: <3000 p="" web="">2014: > 1 Miliar web
(Adrienne La France, "Raiders of The Lost Internet", Atlantic, 14 Oktober 2015)
Ada sekitar 100 juta web bagus di dalam terpaan badai informasi tak berguna, ia dipisahkan hanya dengan beberapa klik saja
131
Internet adalah wadah, bukan wasit
132
Internet adalah anugrah luar biasa HANYA bagi yang sudah terlatih meriset atau tahu apa yang mereka cari
133
Internet tidak cukum membantu awam yang tidak diajar cara menilai sumber informasi atau reputasi seornag penulis
Internet beda dengan perpustakaan, di dalamnya ada semua, yang terbaik sampai yang terburuk. Ia lingkungan tanpa aturan, tidak dikendalikan oleh pakar, pustakawan kalau di perpustakaan, ia digerakkan pemasaran, politik, keputusan awam.
Internet sama dengan kehidupan nyata, uang dan popularitas sangatlah penting
Melakukan pencarian di internet tidak sama dengan penelitian yang sulit dan membosankan bagi yang dibesarkan dengan rangsangan elektronik yang terus menerus
134
Internet mengubah cara kita membaca, berpikir menjadi lebih buruk: cepat, pendek, dan menyenangkan mata
Yang menyakiti anda bukanlah yang tidak anda ketahui, namun yang anda pikir anda tahu padahal salah
Internet membuat kita lebih kejam, sumbu pendek, tidak bisa berdiskusi yang berfaedah.
Internet membuat banyak orang sling bicara, tidak punya waktu merenung dan mencerna informasi,
Ia adalah arena bereaksi tanpa berpikir, hanya fokus bela diri, bukan terima informasi baru atau mengakui kesalhan, apalagi jika ditunjukkan oleh pakar
135-136
Orang pakai internet bukan untuk koreksi, tapi untuk mendapat pengakuan yang meongkonfirmasi ketidaktahuannya
136
Tidak ada orang yang miliki waktu dan kemampuan kognitif untuk memikirkan perbedaandan ketidakcocokan fakta di internet. Tidak ada gunyanya membantah mereka (Caitlin Dewey, "What was fake on the internet this week: Why do we even bother, honestly?" Washington Post, 30/10/2015)
2 bulan setelah kaimat itu ia menyerah pada internet, berhenti menulis kolom mingguan "apa yang palsu di internet". Tidak ada cara mengimbangi kegilaan ini, terutama ketika pembuat hoax tau cara mendapat uang dari menyebarkan mitos. Internet menang
137
Damian Thompson, penulis Inggris: kelompok-kelomok minoritas ekstrem justri saling enukar teori konspirasi. mereka toleran dengan sesamanya(Damian Thompson, counterknowledge, New York: W.W. Norton, 2008, 11)
Parahnya, info salah tersimpan lama di internet, tidak seperti koran kemairn
138
Contoh: 2015, Allen West, pengamat konservatif, membuat hoax bahwa Obama memaksa tentara untuk shalat saat Ramadhan. Foto viral tentara amerika sujud. Padahal foto ini adalah foto lama tentara yang memang muslim. Setelah viral dan digugat, West tidak menariknya, dan memang tidak ada gunanya karena sudah tersalin di situs2 lain.
Orang yang tidak punya waktu dan kemampuan mengecek juga akan menemukan pengulangannya, tanpa tahu bahwa itu bohong.
TAMPILAN
Selain tanpa editor, web juga menyesatkan dengan tampilan
139
Para pakar yang bekerja keras mengedepankan logika dan fakta akan selalu kalah dengan konten 16 juta warna.
139-140
SELEBRITAS
Masalah lain adalah ketika selebritas mengambil alih posisi pakar.
Contoh, Gwyneth Paltrow, aktris yang memiliki majalah gaya hidup GOOP.com, merekomendasikan ratus vagina, membersihkan rahim dengan semprotan uap. Ini dibantah oleh seorang pakar ginekolog, Jen Gunter, melalui webnya yang jelas kalah populer. Uap tidak akan masuk dalam rahim. (Michael Miller, "Gwyneth Paltrow's No Vagina Expert, Doctors Say" People, 29/1/2015. Blog Dr.Gunter's, drjengunter.wordpress.com)3000>
<3000 p="" web="">
3000> <3000 p="" web="">1413000>
<3000 p="" web="">Selebritas yang menyalahgunakan statusnya bukan hal baru, namun internet memperkuat dampaknya3000>
<3000 p="" web="">
3000> <3000 p="" web="">141-1423000>
<3000 p="" web="">2015, Frank Bruni, kolumnis New York Times ditelepon Robert F. Kennedy Jr. ia ingin bertemu dann bersikeras mengoreksi Frank Bruni soal vaksin. Padahal ia berpihak pada Asosiasi Medis Amerika, Akademi Pediatri Amerika, Insitutusi Kesehatan Nasional, dan Pusat Kendali dan Pencegahan Penyakit. Tapi ia tetap lebih tahu.(Frank Bruni "California, Camelot and Vaccines", New York Times, 4/7/2015)3000>
<3000 p="" web="">
3000> <3000 p="" web="">1423000>
<3000 p="" web="">Kennedy terlebih dulu memutuskan apa yang mereka percaya lalu mencari sumber di internet untuk mendukung kepercayaannya. Mereka menamai ini penelitian. Bias konfirmasi adalah sebabnya3000>
<3000 p="" web="">
3000> <3000 p="" web="">142-1433000>
<3000 p="" web="">KETIKA GOOGLE BENAR, PAKAR SALAH, 1 : 1 Juta kasus3000>
2015, Seorang remaja Inggris mengaku mengidap kanker aneh dengan belajar mendiagnosis dari google. Ini satu kemungkinan yang diabaikan oleh Dokter. Akhirnya, pasien itu benar, dokter salah, pasien itu pun meninggal. Ini viral dan memperkuat orang untuk menjadi dokter diri mereka sendiri dan memperkuat sinisme pada pengetahuan mapan. Lalu meyakini bahwa solusi itu hanya sejauh beberapa klik
143
Dulu buku adalah secuil pembeda di tengah maraknya kesalahan informasi. Percaya pada buku karena: butuh waktu untuk diproduksi, ada perusahaan yang investasi menerbitkannya, diedit dan diteliti oleh editor, menjalani pemeriksaan fakta, ada tinjuan sejawat. Namun sekarang ada pula penerbit mandiri yang tidak melalui proses panjang itu. INTERNET sama dengan ratusan penerbit mandiri itu
144
INternet membuat lebih bodoh karena membuat tenggelam di dalam banyak data yang tidak mereka pahami, hingga tidak lagi dapat membedakan yang sekilas kita lihat dan yang benar2 kita ketahui. yang mereka anggap telah belajar sesuatu.
Sekelompok psikolog Yale: orang yang cari info di web merasa lebih banyak daripada yang benar2 mereka ketahui, bahkan mengenai topik yang tidak berhubungan dengan yang mereka cari. Ini seperti model elktronik efek DUnning-Kruger: Semakin tidak kompeten, semakin tidak sadar bahwa mereka tidak belajar sesuatu.(Matthew Fisher et al., "searching for Explanation: How the internet Inflates Estimates of Internal Knowledge" Journal of Experimental Prychology 144 /3, juni 2015, 674-687)
144-145
Ini seperti orang yang merasa dirinya perenang hebat hanya karena sudah basah melewati hujan lebat
145
Yale: mereka salah mengartikan informasi dari luar sebagai pengetahuan internal, kita tidak dapat mengingat sebagian besar informasi saat kita berpindah-pindah melewati lusinan klik
Tidak mungkin mencerahkan orang yang sudah meyakini sesuatu yang ia pelajari sepanjang pagi dengan internet, padahal butuh 1 dekade untuk menguasai topik itu. Mereka bilang telah melakukan penelitian
Tidak banyak orang yang BETUL2 membaca temuannya
145-146
Penelitian UCL: Orang tidak benar-benar membaca isi artikel, tapi hanya MELIRIK baris2 atas atau beberapa kalimat pertama lalu pindah. Hanya sekilas: judul, halaman isi dan abstrak dengan cepat. Tampak mereka menghindari cara membaca tradisional. (University College of London CIBER Briefing Paper "The Google Generation: The Informastion Behavior of the Researcher of the future, 11/1/2018)
146
Anak2 dan remaja memiliki mental sederhana tenang internet, mereka gagal menghargai bahwa semua itu adalah kumpulan informasi dari berbagai sumber, hanya sedikit waktu untuk evaluasi, cek relevansi, tingkat kepercayaannya. Pemuda meras perpus tidak mudah digunakan.
Guru dan pakar tidak kebal dengan ini, membaca dan melihat sekilas telah jadi norma semua orang
UCL menyimpulkan: masyarakat semakin bodoh
Lebih, parah:, mereka sangat percaya pada hasil pencarian teratas. tanpa cek asalnya
147
Padahal ini digunakan sebagai teknik pemasaran
2015, 2 psikolog meneliti "efek manipulasi mesin pencari" ini. Hasilnya, ini meningkatkan proporsi dukungan kandidat sebesar 37-63 % hanya setelah satu sesi pencarian. Ini ancaman serius demokrasi.(Robert Hepstein, "How Google Could Rig the 206 Election" Politico, 19 Agustus 2015)
Kebabnyak awam tidak bisa bedakan info sungguhan dan yang dikeluarkan mesin pencari
148
Tebakan SALAH dalam jumlah besar bisa digabung menjadi tebakan besar yang BENAR
Kumpulan tebakan,menghasilkan rata2 lebih baik daripada pendapat ahli mana pun
James Surowiecki: Kebijaksanaan orang banyak.
Pesta Rakyat 1906, rata2 tembakan rakyat tentang berat sapi lebih mendekati kebenaran dari tebakan satu pakar.
Begitu juga dalam bursa saham.("The Wisdom of Crowds (New York: Anchor, 2005, xii-xiii)")
148-149
Salah satu alasan, banyak orang menghilangkan bias konfirmasi, salah persepsi. Seprti puzzle besar, dimana setiap orang membawa satu bagian.
149
Contoh: 2004, pembaca berita senior CBS, Dan Rather dan produsernya menyiarkan berita bahwa kandidat presiden George W. Bush tidak pernah menyelesaikan dinas wajibnya, ia meninggalkan unit Air National Guard. Dengan dokumen 19701 an. Ternyata dokumnen itu palsu, huruf di dokumen itu sangat cocok dengan jenis huruf M. Word. Padahal di tahun itu AU masih gunakan mesin tik. Ini ditemukan BUKAN oleh pendukunya, tapi oleh awam yang berpengalaman di depan komputer, tanpa pengalaman jurnalisme. Setelah diinvestigasi, koreksi itu benar, CBS menarik beritanya dan dokumennya, Produsernya dipecat, Dan Rather mengundurkan diri dan menggugat perusahaannya, namun ia tetap kalah.
150
JADI SIAPA BUTUH AHLI?
Secara teori, wikipedia yang dikerjakan banyak orang, semua pengguna dapat mengawasi setiap entri untuk kemudian dibersihkan dari kesalahan dan bias
Nyatanya, wikipedia adalah contoh penting TERBATASNYA KEPAKARAN BERBASIS INTERNET. Menulis artikel dengan banyak subjek jauh lebih sulit dari menebak berat sapi. Ada relawan editor, ada juga yang dibayar oleh perusahaan atau firma Public Relation untuk menjaga nama baik selebritas tertentu.
151
WIKIPEDIA kesulitan dengan niat objektif sekalipun. karena awam beda dengan pakar
relawan awam mengerjakan yang menarik bagi mereka pada waktu tertentu, pakar mengerjakan keahlian mereka setiap hari
Hobi tidak sama dengan karier
Alistair Cooke, penulis Inggris: Profesional adalah mereka yang dapat memberikan pekerjaan terbaiknya walau sedang tidak ingin.
Antusisme amatir tidak setara dengan penilaian pakar
151-152
ARtikel MIT Technology Review, 2013: kekuatan relawan wikipedia dalam membersihkan vandalisme, hoax, dan manipulasi terus berkurang sampai lebih 1/3 sejak 2017 dan terus berkurang. Wikipedia sulit mengelola kualitas artikel, yang bahkan diukur dengan kriterianya sendiri:
Proporsi tidak seimbang: entri pokemon dan bintang porno sangat komprehensif, tapi entri penulis novel perempuan atau tempat2 di Afsrika Sub-Sahara tidak lengkap
Entri ototritatif sulit ditemukan, dari 1000 entri yang dianggap baik, sebagian besar tidak mencapai kualitas menengah dari Wikipedia sendiri (Tom Simonite, "The Decline of Wikipedia" MIT Technology Review, 22 Oktober 2013)
152
Tidak mudah bagi editor untuk memberi tugas kepada pakar setiap bidang tanpa mengantisipasi kemungkinan terjadinya persaingan profesional dan konflik kepentingan lainnya.
Proyek jutaan orang dengan pengawasan minimal adalah mustahil. Agar wikipedia berhasil, ahli tiap bidang harus mengawasi setiap artikel
153-154
Dan Kaszeta, pakar Sarin, menghabiskan berjam-jam memperbaiki salah paham soal Sarin setelah penggunaan Sarin di Suriah 2013. Sebagian besar akibat kesalahan atau kebenaran setengah-setengah dari WIkipedia
154
Internet membuat pandangan keliru bahwa pendapat orang banyak sama dengan fakta
Tidak semua berlaku demikian, Cara virus ditularkan tidak sama dengan menebah jumlah permen dalam satu toples
John Oliver, komedian: anda tidak perlu voting untuk yang mana lebih besar: 5 atau 15
Kebijakan publik bukan permainan tebak-tebakan
154-155
Pertanyaan:
Apakah Bashar Assad akan gunakan senjata kimia 2013?
Mengapa menggunakan?
Apa yang harus dilakukan Amerika?
Ketiganya digabung internet menjadi seperti pemungutan suara, dengan satu klik
155
Tebakan benar awam ketika pakar salah menambah tebal baju anti intelektualitas
Seperti di kehidupan nyata, internet membuat orang cenderung bersama dengan yang mirip dengan mereka (echo chamber)
Bill Shop, penulis, menyebutnya "The Big Sort", pemilahan besar, dalam bukunya 2008: Orang Amerika kini lebih memilih hidup, bekerja, dan sosialiasi dengan yang dalam segala hal mirip dengan mereka.
DI saat yang sama, kita secara aktif memutus hubungan dengan orang lain di media sosial
Penelitian Pew Research Center, 2014: kaum liberal lebih mungkin mmemblokir orang yang berbeda dibanding kaum konservatif. Meski hal ini juga karena kaum konsrvatif memang sejak awal sudah membatasi diri di sosmed.(Andrea Peterson "Liberals are more likely to unfriend you over pilitics-online and off" Wahington Post, 21-10-2014)
156
Tren Umumnya: kini segragasi ideologis dimungkinkan dengan klik, bukan diskusi tatap muka
Ketidakinginan mendengar pihak lain tidak hany membuat kita menjadi menyebalkan, tetapi juga menjadi semakin tidak mampu berpikir, berdebat secara persuasif, dan menerima koreksi saat salah.
Saat mempertahankan argumen di internet, kita bahkan tidak dapat menoleransi sekecil apapun tantangan akan keyakinan kita
Ini berbahaya karena merusak peran pengetahuan dan kepakaran dalam masyarakat modern dan mengikis kemampuan dasar manusia untuk hidup rukun dalam demokrasi
Dasar dari ini adalah pandangan soal kesetaraan yang keliru dan ilusi egalitarianisme yang diciptakan oleh maraknya medsos. Tidak ada bedanya akun Twitter /Facebook maupun postingan antara reporter, diplomat, ilmuwan dan awam.
Di era medsos, orang berasumsi bahwa semua orang sama cerdas
156-157
A.O. Scott, Kritikus film: Di internet semua orang adalah kritikus, ahli menjatuhkan orang. Otoritas seperti saya, yang selalu dicurigai telah digilas oleh ANARKI DIGITAL. ("Everybody's a Critic And That's How it Should Be", New York Times SUnday Review, 30-1-2016)
157
Anonimitas medoso memancing penggunanya untuk berdebat seolah-olah setara (latar belakang dan pendidikan). Narsisme intelektual dari komentator menggantikan norma interaksi tatap muka.
Kedekatan mampu membangun rasa percaya dan saling pengertian. Kita bukan hanya otak dalam tangki yang memproses potongan-potongan data-data. Kita mendengar orang lain dengan mengandalkan petunjuk visual dan suara, bukan hanya menyaksikan kata-kata mengalir di depan mata kita
Guru tahu bedanya mengajar lewat layar. interaksi pribadi membuatnya paham apa maksud mengerutkan alis atau ekspresi paham
157-158
Jarak dan anonimitas menyingkirkan kesabaran dan praduga baik. Akses yang cepat dan kemampuan biacara tanpa mendengarkan, digaabung dengan keberanian dari belakang layar yang memungkinkan kita mengatakan hal yang tidak akan kita ungkapkan secara langsung kepada orang lain, dapat mematikan pembicaraan.
158
Andrew Sullivan, penulis: tidak ada satu pun hal yang menentukan di internet, sehingga setiap orang menuntut untuk ditanggapi serius. Bahan bakarnya adalah: perasaan, emosi dan narsisme, bukan pemikiran, empirisme dan semangat kemasyarakatan. Ketika debat dimulai, ia menjadi bersifat pribadi, emosional, dan tidak dapat pecahkan, pemikiran rasional hanya datang dan pergi. semakin sedikit wasit yang menentukan mana dari semua poin itu yang benar-benar valid atau relevan.("Democracies end when they are too democratic", New York, 1-5-2016)
Medsos sebetulnya bisa jadi media diskusi cerdas, tapi seringkali justru sekedar rentetan pendapat, informasi tak layak, dan hinaan.
Tentu, internet juga bisa mempertemukan yang tdaik pernah bertemu. Introvert mungkin mengakatn internet telah membuka pintu diskusi bagi yang dulu tidak pernah ikut
Sayangnya, semua orang benar-benar mengekspresikan pandangannya
Media yang menutup kolom komen: Toronto Sun dan Daily Beast
159
Backfire Effect: ketika orang ditunjukkan kesalahannya dengan bukti kuat, mereka tidak menerima dengan ikhlas, malah tetap ngotot dengan kesalahannya. Dartmouth College, Brendan Nyhan(Joe Koehane, How Facts Backfire: Researchers Discover a Surprising Threat to Democracy: Our Brains: Boston Globe, 11-7-2010 )
David Dunning: dalam menyangkal gagasan bodoh, gagasan bodoh itu harus disebutkan setidaknya setu kali sepanjang diskusi untuk menciptakan ladang ranjau bagi gur dan ahli lain yang ingin mengambil resiko mengonfirmasi kesalahan hanya dengan mengakui keberadaannya:
Yang paling baik adalah tidak mengulangi keyakinan keliru. Memberitahu semua orang bahwa Obama bukan muslim gagal meruba pikiran banyak orang karena mereka mengingat semuanya kecuali kata BUKAN ("We are all confident idiots" Pacific Standard, 27-10-2014)
159-160
Para ahli yang berusaha melawan ketidaktahuan ini merasa membantu, padahal hanya berusaha menyiram air ke api yang disbebkan oleh minyak
160
Internet adalah media anonim terbesar dalam sejarah manusia. kemampuan berdebat dari jauh dan rasa setara yang semakin murah, mengikis kepercayaan dan rasa hormat, baik pakar atau awam.
Megan : Bahkan jika kita tidak sengaj memblokir yang tidak setuju dengan kita, Facebook merekamnya, mengelolanya, sehingga kita akan mendapat lebih banyak yang kita sukai. Yang kita sukai adalah yang sepemikiran dengan kita.(Megan McArdle, "Your Assessment of The Election Is Way Off", Forbes, 14 April 2016)
Sulit berdebat dengan orang yang terlanjur salah, mengumpulkan situs web sebagai bukti, dan teman2 medsos yang sejalan sebagai dukungan. Sementara pakar yang patuh pada logika dan metodologi mencari sumber informasi menghadapi resiko diserang dan dianggap tidak memahami keajaiban era informasi
162-163
KESALAHAN MEDIA MAINSTREAM
John Bohannon, wartawan, ia menyebut tim yang terdiri dari sejumlah jurnalis Gonzo dan seorang dokter, membuat penelitian ngawur yang menyatakan bahwa makan coklat dapat menurunkan berat badan. Johannes Bohannon, ilmuwan Jerman dari Institute of Diet and Health, menulis makalah yang terbit di jurnal, dan diliput media dari seluruh dunia. Ini untuk menunjukkan betapa mudahnya menjadikan penelitian ngawur sebagai berita utama, media kurang teliti dalam menyunting atau tinjauan sejawat.(Sarah Keplan, "How and Why, a Journalist Tricked News Outlets into Thinking Chocolate Makes You Thin", Washington Post, 28 Mei 2015)
165
Majalah Time, 2016 menjadikan Evelyn Waugh (w. 1966) sebagai salah satu dari 100 penulis perempuan terhebat sepanjang masa. Padahal ia adalah laki-laki
The Washington Post dalam satu berita halaman depan menyebut Irlandia sebagai anggota NATO. Padahal ia netral
Semua orang pernah salah: ahli, wartawan, penyunting, dan pemeriksa fakta
166
Meningkatnya akses internet bukan membuat orang mendapat informasi dengan lebih baik, justru membuat bingung dan cepat marah
166-167
TAMBAH BODOH DAN CUEK DENGAN INTERNET
Penelitian Pew Trust, 1990: dalam 5 dasawarsa terakhir, masyarakat yang lebih muda memiliki informasi yang sama banyaknya dengan orang2 tua. Namun pada 1990, yang di bawah 30 tahun justru mengetahui lebih sedikit dibandingkan usia yang sama pada masa sebelumnya. Mereka juga kurang tertarik dengan apa yang terjadi di dunia dan sekitar mereka, politik dan isu-isu serius. Sekarang menjadi lebih tajam (Pew Research Center, "The Age of Indifference: A Study of Young Americans and How They View the News, 28 Juni 1990, 1)
167
Penelitian di University of CHicago, 2011 menemukan bahwa lulusan PT, gagal membuat pencapaian dalam berpikir kritis dan menjelaskan hal2 kompleks. Anak muda juga kurang tertarik dengan tanggungjawab mereka sebagai warga negara.(Richard Arum, "College Graduates: Satisfied, but Adrift" dalam Mark Bauerlein and Adam Bellow, ed." The State of The American Mind" West Conshohocken, PA: Templeton, 2015, 73)
168
Kapitalisme teknologi membuat orang menerima apa yang mereka inginkan, bukan apa yang baik buat mereka
Petunjuk utama untuk pakar: Jangan pernah memberi tahu pakar lain cara menjalankan pekerjaan mereka
Dalam beberapa hal, media modern mempersulit pakar menjelaskan kepada masyarakat untuk memahami kompleksitas dunia dibandingkan 20 tahun lalu
170
Lebih banyak tidak berarti lebih berkualitas (Hukum Sturgeon). Sama seperti lebih banyak restoran murah dan cepat saja membuat lebih sehat
Kemajuan teknologi sejak akhir abad 20 hingga awal abad 21 membuat:
Lebih banyak media-lebih banyak kompetisi-lebih memecah ke ruang politis dan demografis-lebih banyak wartawan-terlepas dari kualitas liputan. Kompetisi ini adalah "perintah" konsumen amerika yang ingin semua lebih sederhana, lebih cepat, indah, menghibur
40 tahun lalu: media lebih teliti memisahkan dari yang bukan berita. Namun ini juga sudah dipersempit dengan suntingan. Ditambah dengan jaringan dan saluran berita yang memang kurang, dan waktu yang sedikit untuk menayangkan berita. Ini membuat publik melihat apa yang diizinkan dilihat oleh perusahaan media itu.
171
Sebelum 90an, media dikontrol kuat oleh elit. Namun ini tidak lebih buruk karena hanya ada 30 menit/hari untuk berita. Maka berita penting dunia akan lebih diperhatikan dibandingkan dengan selebritas yang cerai. Orang harus menunggu koran atau berita malam.
BANYAK INTERAKSI ANTARA MEDIA DAN PENONTON
Sekarang penonton tidak pasif menonton, mereka diminta, terkadang berkomentar secara langsung
Twitter dan FB menjadi berita berjalan baru dimana berita dan gosip sama kuat
Penonton diminta ikut jajak pendapat lewat medsos atau web dengan asumsi penonton menyaksikan berita bersama HP, tablet atau laptop di dekat mereka
Kadang kita merindukan masa dimana editorial menentukan sendiri agendanya
172
0 Comment:
Post a Comment